Parapuan.co – Kawan Puan pernahkah mendengar istilah schadenfreude?
Bagi Kawan Puan yang masih asing dengan istilah tersebut, schadenfreude merupakan kebalikan dari perasaan simpati.
Schadenfreude bisa dibilang sebagai perasaan iri atas pencapaian atau kebahagiaan orang lain.
Perasaan iri atas pencapaian atau kebahagiaan orang ini bisa terjadi kapan saja, termasuk saat seseorang tengah marasakan kegagalan atau kesedihan.
Seseorang dengan schadenfreude justru akan merasa bahagia atas penderitaan dan kesedihan yang orang lain rasakan.
Mengapa Schadenfreude Menjadi Hal yang Memuaskan?
Meskipun schadenfreude merupakan emosi umum yang bisa dirasakan manusia, namun hal ini dapat menimbulkan perasaan malu dan bersalah bagi pelakunya.
Meski menimbulkan perasaan bersalah, schadenfreude ini bisa memunculkan perasaan puas.
Seperti yang dilansir dari Verywellmind.com, schadenfreude menjadi sesuatu yang begitu memuaskan.
“Schadenfreude terjadi karena suatu alasan,” ucap Tiffany Watt Smith dalam bukunnya Schadenfreude: The Joy of Another’s Misfortune.
Baca Juga: Mengenal Schadenfreude, Rasa Iri pada Kebahagiaan Orang Lain
Emosi dasar yang umum dirasakan manusia seperti rasa iri hati, marah, rendah diri atau perasaan lain terkait dengan harga diri ternyata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk media sosial.
Keberadaan media sosial saat ini kerap dikaitkan dengan schadenfreude, terlebih jika seseorang memiliki intensitas penggunaan media sosial yang cukup tinggi.
Judy Ho, PhD, seorang neuropsikologi dan profesor psikologi di Pepperdine University mengatakan jika schadenfreude dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri dan harga diri seseorang.
Itulah penyebab mengapa seseorang yang telah melakukan schadenfreude memiliki kepuasan tersendiri.
Pada akhirnya, schadenfreude memberi mereka rasa kontrol dan dominasi yang cukup besar.
Alasan lain yang juga menjadikan schadenfreude menjadi sesuatu yang memuaskan ialah karena dapat membuat pelaku mencapai kehidupan dengan keadaan normal.
Kapan Kondisi Ini Perlu Diatasi?
Schadenfreude yang telah mencapai tahap tertentu akan menimbulkan masalah serius bagi kesehatan mental.
Terlebih jika schadenfreude sudah mengikis perasaan empati, kunci kecerdasan emosional seseorang.
Seseorang dengan kondisi schadenfreude perlu segera diatasi. Sebab, jika dibiarkan dan berlarut-larut hal ini menyebabkan kerugian seperti kehilangan keseimbangan kesehatan mental.
Baca Juga: Menurut Pakar, Begini Cara Tepat Mengatasi Iri dalam Pertemanan
Untuk mengatasi kondisi ini, ada strategi yang lebih sehat untuk dilakukan dan dipercaya dapat menimbulkan efek lebih baik.
“Buka percakapan. Ini adalah hal yang universal,” jelas Judy Ho.
Memulai percakapan dengan seseorang yang dipercaya bisa menjadi pilihan tepat untuk mengatasi kondisi schadenfreude.
Mereka yang mendapat cerita bukan tidak mungkin akan memahami kondisimu dan memberikan solusi.
Cara lain dari Judy untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan beristirahat sejenak dari penggunaan media sosial dan lebih mensyukuri segala hal yang telah dicapai.
Kawan Puan juga dapat mengatur pemikiran agar mendapatkan kegembiraan dengan cara yang lebih sehat dan sederhana.
Kawan Puan, itu tadi beberapa hal yang membuat schadenfreude menjadi hal yang memuaskan dan kapan kondisi ini perlu segera diatasi.
Apakah Kawan Puan pernah mengalami keadaan ini juga?
(*)
Baca Juga: Mengulik Romansa Mencintai Sahabat Sendiri dari Lee Ik-joon di Hospital Playlist 2