Parapuan.co - Bagi pecinta olahan daging, beralih ke gaya hidup vegan dan mengonsumsi plant-based food pastinya bukan perkara mudah.
Apalagi, untuk memperkenalkan gaya hidup ini pada anak-anak.
Jangankan mengajak pada gaya hidup vegan, membujuk anak-anak untuk mau mengonsumsi sayuran saja sudah sulit.
Padahal, mengonsumsi plant-based food atau makanan-makanan bersumber nabati ini tak hanya baik untuk kesehatan, tapi juga untuk kelestarian lingkungan.
Tak banyak yang sadar jika makanan yang dikonsumsi pun meninggalkan jejak karbon (carbon footprints).
Buat kamu yang belum tahu, jejak karbon diartikan sebagai jumlah total gas rumah kaca (termasuk karbon dioksida dan metana) yang dihasilkan oleh setiap aktivitas yang kita lakukan, sebagaimana dikutip dari The Nature Conservancy.
Pada makanan, jejak karbon dihasilkan sejak proses ekstraksi bahan baku, produksi, perjalanan, hingga saat makanan tersebut sampai dan dapat kita konsumsi.
Baca Juga: Sedang Menjalankan Defisit Kalori? Konsumsi Sumber Nabati Berikut Ini
Artinya, setiap makanan yang kita konsumsi meninggalkan jejak karbon yang dapat berdampak pada pemanasan global.
Namun, jejak karbon ini paling tinggi saat mengonsumsi produk daging-dagingan dan produk olahan susu, lho!
Karenanya, beralih ke makanan plant-based menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi jejak karbon.
Tak hanya bermanfaat pada kelestarian lingkungan, konsumsi makanan plant-based pun banyak manfaatnya untuk kesehatan.
Dilansir dari Everyday Health, setidaknya ada 9 manfaat mengonsumsi makanan plant-based, diantaranya:
1. Menurunkan tekanan darah
2. Menjaga kesehatan jantung
3. Mencegah diabetes tipe-2
4. Membantu menurunkan berat badan
5. Meningkatkan peluang umur panjang
6. Mengurangi risiko kanker
7. Menjaga kadar kolesterol
8. Meminimalisir risiko serangan stroke
9. Menjaga kesehatan otak.
Oleh karenanya, melalui acara bincang-bincang bertajuk "You Are What You Eat! Yuk, Kenalan sama Plant-based Food" yang diselenggarakan oleh IKEA Indonesia pada Jumat, 27 Agustus 2021, dr. Dion Haryadi ajak masyarakat untuk mulai mempertimbangkan konsumsi plant-based food.
Baca Juga: Jangan Keliru Lagi, Ini Perbedaan Mendasar Vegan dan Vegetarian!
Namun, upaya menggalakkan konsumsi plant-based food di Indonesia mendapat banyak tantangan, diantaranya adalah anggapan bahwa makanan sehat itu mahal dan tidak enak rasanya.
"Pola hidup sehat sering kali dianggap mahal, padahal sebenarnya nggak juga. Masalah mahal dan murah itu kan sebenarnya relatif banget. Kalau kita mau mengubah ke plant-based food sebenarnya justru bisa lebih murah. Dari protein aja kalau kita bandingin sebenarnya sudah lebih ekonomis," ujar dr. Dion membantah asumsi tersebut.
IKEA Indonesia pun turut membantah asumsi yang menyebutkan jika makanan sehat dan plant-based food itu mahal dan tidak nikmat.
Upaya ini dilakukan IKEA dengan menghadirkan menu terbaru plant-based food yang menggugah selera dan juga ramah di kantong.
Lewat event ini, IKEA umumkan menu plant-based terbaru mereka sudah tersedia sejak 24 Agustus 2021 lalu.
Menu plant-based ini terdiri dari Swedish Plant-ball, atau versi nabati dari menu Swedih Meatball IKEA yang populer, Plant-based Sausage Bun, Plant-balls Saus Teriyaki, serta Plant-based Matcha Ice Cream.
Menu-menu plant-based ini bahkan dapat dibeli mulai dari Rp 6.000,- saja.
"IKEA paling menghindari adanya asumsi kalau makanan sehat pasti mahal. Tapi ini juga komitmen kita di IKEA untuk bisa menyediakan makanan yang berkualitas, tapi juga harganya terjangkau untuk bisa dicoba banyak orang," tutur Dita Astari Putri selaku IKEA Food Commercial Manager.
Sebagai dokter dan Certified Sports Nutritionist, dr. Dion menyambut positif insiatif IKEA ini.
Sebab, menurutnya memperkenalkan plant-based food pada masyarakat sama halnya dengan memperkenalkan sayuran pada anak-anak.
Caranya harus diperkenalkan secara perlahan dan juga dengan mengubah mindset yang salah terkait plant-based food.
Selain itu, untuk masyarakat yang baru ingin mulai beralih ke plant-based food, dr. Dion berikan beberapa tips.
Baca Juga: Jadi Minuman Hits di Kafe, Matcha Ternyata Punya 6 Manfaat Ini
Pertama, jangan terlalu terburu-buru dan mulailah secara perlahan.
Jangan langsung tiba-tiba memangkas semua konsumsi produk hewani dan langsung beralih total ke plant-based food.
Mulai lah perlahan dengan pertama-tama mengurangi jumlah konsumsi produk hewani.
Kedua, ubah anggapan bahwa makanan vegan atau plant-based itu selalu hambar dan tak nikmat.
Menurut dr. Dion, makanan plant-based justru bisa jadi sangat nikmat, tergantung dari cara pengolahannya.
Ketiga, mulailah berani untuk mencoba plant-based food.
Keempat, perhatikan variasi makanan, jangan mengonsumsi makanan yang itu-itu saja.
"Sebaliknya, semakin berwarna, semakin beragam dietnya, itu akan semakin baik,” tambah dr. Dion.
Kelima dan yang terpenting adalah bangun konsistensi dan kedisiplinan untuk bertahan pada plant-based diet ini.
"Akses untuk plant-based food sekarang masih sedikit, ya. Tapi kedepannya Saya yakin pasti akan sangat-sangat berkembang. IKEA juga sangat membantu dengan memperkenalkan plant-based food ke masyarakat. Selain dengan harganya yang terjangkau, juga dengan rasa yang enak dan akses yang baru juga," tutupnya.
(*)