Saat mengetahui konten edukasi seks yang Sisil buat, orang tuanya sempat berpikir negatif.
Namun Sisil tak patah arang, ia terus berusaha menjelaskan tujuan da nisi sebenarnya dari konten edukasi seksual yang ia kerjakan selama ini.
“Aku berusaha ngejelasin, emang yang aku lakuin ini ya tujuannya edukasi. Kebayang enggak sih anak-anak perempuan Indonesia itu kayak gini,” jelasnya.
Tak lupa, Sisil juga menyampaikan bahwa ada banyak curhatan yang ia terima selama membuat konten edukasi seksual tersebut dan dari sana ia mencoba mengedukasi mereka.
“Dari sana aku mencoba berusaha masukin idealis aku, dan akhirnya (orang tua) ya udah deh, terserah. Selama kamu udah merasa financially independent, silakan jalani aja,” tambahnya.
Sisil juga menjelaskan kalau saat ini orang tuanya sudah menerima pekerjaannya menjadi sex educator dan tidak lagi mempertanyakan.
Baca Juga: Jawaban Pakar saat Mimpi Kita Tidak Sesuai dengan Harapan Orang Tua
Komentar dari keluarga besar
Pekerjaan sebagai sex educator bagi sebagian orang memang masih belum familiar.
Bahkan beberapa orang berpikir buruk tentang pekerjaan sebagai sex educator ini.
Orang tua Sisil pun juga sempat berpesan bahwa jangan membuat konten yang terlalu buka-bukaan, karena takut putrinya dianggap negatif di mata keluarga besar.
“Jadi concern mereka itu adalah enggak mau anggota keluarga yang lain menganggap aku tuh negatif. Jadi mereka tuh kayak berusaha melindungi. Padahal akunya bodo amat, karena fokusku bukan di orang-orang yang menganggap (kontenku) negatif,” terangnya.