Parapuan.co – Kehilangan orang tua saat pandemi menimbulkan duka pada anak.
Duka pada anak ini tidak bisa dibiarkan karena akan berpengaruh pada tumbuh kembang mereka.
Pasalnya kehilangan orang tua secara mendadak membuat anak kalut bahkan sampai merasa tertekan.
Menurut Kompas.id, lebih dari separuh kasus kematian akibat Covid-19 terjadi pada usia produktif yaitu pada usia 46-59 tahun sebanyak 36,8 persen dan usia 31-35 tahun sebanyak 12,9 persen.
Dari angka tersebut, bisa dibayangkan bukan sebanyak apa anak-anak yang kehilangan orang tua mereka?
Kawan Puan, untuk itu kita perlu mengambil peran dalam mendukung dan menemani anak-anak di sekitar kita melewati masa duka.
Namun sebelum menemani anak-anak melewati masa duka, ada beberapa bentuk duka yang perlu kita ketahui.
Baca Juga: Belajar dari Kedekatan Deddy Corbuzier dan Anaknya Azka, Ini Ciri-Ciri Menjadi Orang Tua yang Baik
Bentuk duka pada anak yang ditinggalkan orang tua selama pandemi ini dijelaskan oleh Psikolog Dianda Azani, M.Psi. Psikolog dalam webinar "Mengenali dan Mendampingi Anak Melewati Masa Duka" yang diadakan Ceritabadi, Sabtu (29/8/2021).
Menurut Dianda, ada 4 bentuk duka pada anak yang perlu kita ketahui sebelum mendampingi mereka.
1. Shock emosi
“Shock emosi bisa terjadi ketika situasi tersebut terlalu mengagetkan bagi anak. Tidak ada proses yang mendahului, tidak ada proses pada saat terjadinya, lalu ada perubahan yang luar biasa,” jelas Dianda.
Lebih lanjut Dianda menjelaskan bahwa ketika ada kabar duka dari orang tuanya, anak biasanya langsung kaget, bingung, dan freeze.
Selain itu, shock emosi juga bisa dalam bentuk lain, yaitu: menjadi lebih diam, pasif, tidak mau beraktivitas, murung, lemas serta sering melamun.