“Shock emosi bisa terjadi ketika situasi tersebut terlalu mengagetkan bagi anak. Tidak ada proses yang mendahului, tidak ada proses pada saat terjadinya, lalu ada perubahan yang luar biasa,” jelas Dianda.
Lebih lanjut Dianda menjelaskan bahwa ketika ada kabar duka dari orang tuanya, anak biasanya langsung kaget, bingung, dan freeze.
Selain itu, emotional shock juga bisa dalam bentuk lain, yaitu: menjadi lebih diam, pasif, tidak mau beraktivitas, murung, lemas serta sering melamun.
Baca Juga: Terus Ditanya Kapan Punya Anak? Begini Cara Cerdas Menjawabnya
2. Perilaku regresi
Bentuk duka pada anak ini ditunjukkan dengan mundurnya perilaku anak ke usia yang sebelumnya.
Misalnya ketika anak sudah terbiasa buang air sendiri, saat ditinggal orang tuanya ia menjadi suka mengompol.
Selain itu ketika anak mengalami regresi ini, biasanya ditandai dengan hal-hal berikut: suka menggigit jari, tidur meringkuk, clingy dan selalu minta digendong.
Dari hal-hal tersebut, bisa dikatakan tingkat kemandirian anak menurun.
Bahkan bentuk duka pada anak satu ini bisa berakibat pada kemampuan akademis anak yang mundur.