Dengan diterimanya film ini untuk berkompetisi di BIFF, Shenina merasa bersyukur.
"Saya sangat bangga bisa berkontribusi lewat berakting dalam film ini. Apalagi, Penyalin Cahaya adalah film panjang pertama saya sebagai pemeran utama dan bisa masuk kompetisi di BIFF," ujar Shenina, yang sebelumnya pernah berakting dalam Ratu Ilmu Hitam (2019).
"Ada perasaan tidak menyangka juga pastinya. Saya juga berharap dengan film ini kita bisa mengharumkan nama Indonesia di kompetisi festival film internasional ini," ungkapnya lebih lanjut.
Selain Shenina, film ini pun diperkuat para aktor muda bertalenta, yakni Chicco Kurniawan, Lutesha, Jerome Kurnia, Dea Panenda dan Giulio Parengkuan.
Film Penyalin Cahaya merupakan produksi film panjang pertama dari Rekata Studio yang berkolaborasi dengan Kaninga Pictures.
Baca Juga: Lutesha dan Jerome Kurnia Ikut Berakting dalam Film Penyalin Cahaya Karya Wregas Bhanuteja
Bersama Wregas, Rekata Studio sendiri sebelumnya melahirkan film pendek Tak Ada yang Gila di Kota Ini yang juga masuk kompetisi Wide Angle: Asian Short Film Competition dan lakukan World Premiere di Busan International Film Festival (BIFF) 2019.
"Program kompetisi utama New Currents di BIFF banyak melahirkan sutradara-sutradara besar Indonesia dan Asia. Dalam program ini, film-film feature pertama mereka diputar untuk pertama kalinya," kata Adi Ekatama, produser dari Rekata Studio.
"Dengan masuknya Penyalin Cahay di program New Currents tentunya akan membuka peluang yang lebih besar bagi film ini untuk dapat dilihat oleh para stakeholder industri film di dunia, khususnya Asia," lanjutnya.
Adi juga menyampaikan harapannya yaitu pencapaian Penyalin Cahaya di BIFF ini dapat semakin meningkatkan kualitas film-film yg akan diproduksi Rekata Studio berikutnya
Dalam membuat film ini, produser Adi Ekatama dan Ajish Dibyo dari Rekata Studio berkolaborasi dengan Willawati, produser eksekutif dari Kaninga Pictures, yang pernah memproduksi film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017).