Parapuan.co- Kawan Puan, baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan berita salah satu pegawai KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) mendapat pelecehan seksual dan bullying dari para rekan kerjanya.
Kabar tersebut tentu sangat mengejutkan netizen mengingat KPI adalah lembaga pemerintahan yang bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap tayangan di Indonesia.
Berdasarkan data yang dilansir oleh Workplace Bullying Institute sebanyak 60,3 juta orang di Amerika setiap tahunnya mengalami bullying di kantor.
Jika Kawan Puan pernah melakukan bullying di kantor, pasti ada pertanyaan kepada diri sendiri seperti "ada apa dengan diri saya?".
Tak dipungkiri, beberapa orang melakukan bully untuk melampiaskan rasa ketidakpercayaan diri atau insecurity dengan menyerang orang lain.
Selain insecurity, dilansir dari verywellmind.com, berikut alasan orang suka membully khususnya di kantor:
Baca juga: Pernah Dibully Karena Plus Size, Ini Saran MUA Ollen Florence Agar Lebih Percaya Diri
1) Tidak senang melihat rekan kerja terlihat lebih baik
Para pelaku bully di kantor biasanya menargetkan mereka yang memiliki bakat karena merasa rendah diri dan tersaingi.
Biasanya mereka yang melakukan bully, tidak suka melihat rekan kerjanya berkembang atau semakin maju.
2) Memanfaatkan orang yang tidak bisa berkata tidak
Jika Kawan Puan adalah orang yang memiliki pribadi baik, suka menolong, dan membantu rekan kerja, bukan berarti bisa terlepas dari sikap bully rekan kerja di kantor.
Orang yang suka membully justru kadang memanfaatkan kebaikan hati dan mencoba mengendalikan diri kita.
3) Butuh pengakuan
Orang yang suka membully biasanya sangat gila akan jabatan, kekuasaaan, dan haus akan pujian.
Ia kerap mencoba mengontrol orang lain dengan cara melakukan perundungan untuk menunjukkan bahwa dirinya berkuasa.
Pelaku bully kerap melakukan tindakan bully dengan kelompoknya karena ia membutuhkan pengakuan dari kelompok tempat dirinya berada.
4) Termakan prasangka, stigma, dan gosip
Tanpa disadari, orang yang suka melakukan bully khususnya di kantor biasanya termakan prasangka, stigma, dan gosip.
Tentu saja prasangka, stigma, dan gosip tersebut belum tentu kebenarannya.
Namun demi terlihat kuat dan berdaya, pelaku bully biasanya tidak peduli dengan kebenarannya.
Tak jarang alasan ini menyerang mereka yang terlahir dari ras, suku, agama atau gender tertentu.
Baca juga: Dari Korban Bully, Kini Tess Holliday Jadi Salah Satu Model Plus Size Paling Berpengaruh
5) Memiliki masalah kesehatan mental
Tak jarang orang yang melakukan bully juga merupakan korban bully di masa lalu.
Sayangnya luka masa lalu yang membekas pada diri mereka belum sembuh dan kemudian melampiaskan rasa sakit hatinya dengan membully orang lain.
Biasanya pelaku yang melakukan bully dengan alasan ini merasa lega setelah membully orang lain.
Kawan Puan, jika kamu dan orang di sekitar kalian merasa lega dengan menyakiti orang lain, segeralah pergi ke psikolog atau psikiater untuk segera mendapat penanganan agar tidak menciptakan rantai kekerasan.
Stop bullying ya Kawan Puan! Mari ciptakan ruang aman bersama apalagi saat bekerja di kantor!
Kantor adalah tempat untuk meraih mimpi, mengembangkan diri dan mencapai pencapaian karir, bukan tempat untuk menyakiti sesama rekan kerja. (*)