Kondisi Mental dan Alasan Lain Mengapa Perempuan Memilih Childfree

Saras Bening Sumunarsih - Minggu, 5 September 2021
Mendukung sesama perempuan yang memutuskan childfree
Mendukung sesama perempuan yang memutuskan childfree freepik

Parapuan.co – Perempuan yang memustukan untuk childfree masih sering mendapatkan perlakuan kurang baik dari lingkungan sekitar.

Maksudnya, perempuan yang memutuskan childfree biasanya mendapatkan perundungan verbal, digunjung, hingga bullying.

Padahal sebenarnya kita tidak pernah tahu apa alasan mengapa seorang perempuan memutuskan untuk childfree.

Perempuan yang memutuskan childfree sebenarnya didasari oleh beberapa asalan menurut ilmu psikologi. 

Dijelaskan oleh Intan Kusuma Wardhani, M.Psi, seorang Psikolog Anak dan Klinis terkait keputusan perempuan yang memilih childfree.

Dari sudut pandang psikilogi, childfree erat kaitannya dengan kondisi mental seseorang. 

“Ya, pilihan untuk childfree ini bisa berkaitan dengan kondisi mental atau psikologi seorang perempuan,” jelas Intan saat dihubungi PARAPUAN pada Jumat (28/08/2021).

Kondisi  Mental dan Psikologi

Perempuan yang memiliki kondisi mental dan psikologi yang tidak stabil biasanya mempunyai kekhawatiran tersendiri saat mereka memiliki buah hati. 

Mereka sangat bisa khawatir jika buah hati mereka akan mendapatkan kehidupan yang tidak layak hingga penelantaran.

Baca Juga: Seperti Apa Childfree dari Sudut Pandang Psikolog? Ini Penjelasannya!

“Misalnya perempuan memiliki persepsi atau konsep diri seperti tidak cukup mampu untuk memiliki anak. Bukan tidak mampu secara fisik tapi mungkin tidak mampu secara kemampuan berpikirnya, mengendalikan emosi dirinya sendiri,” tambahnya.

Oleh karena itu, kondisi mental seorang perempuan menjadi salah satu alasan mengapa mereka memustukan untuk childfree.

Perempuan yang memiliki kondisi mental yang tidak setabil akan memengaruhi pola asuh mereka atau bahkan kehidupan masa depan anak.

Bukan hanya kondisi mental, perempuan yang memutuskan untuk childfree juga memiliki alasan lain seperti peristiwa traumatis sejak mereka kecil.

 

Trauma Masa Kecil

“Atau mungkin mereka mempunyai pengalaman traumatis di masa lalu, saat mereka merasakan hubungan yang tidak baik antara mereka sendiri dengan ibunya,” ucap Intan.

Pengalaman traumatis yang dialami oleh seorang perempuan bahkan sejak kecil menjadi hal sulit terlupa bahkan hingga mereka dewasa. Tentunya ini membuat mereka takut jika kejadian yang sama akan terulang.

“Mereka memiliki pandangan jika saat mereka belum siap menjadi orang tua justru hanya akan menyakiti anak mereka juga, sebagai mana dirinya dahulu.”

Peristiwa traumatis meninggalkan dampak bahkan hingga jangka panjang. Maka peristiwa traumatis dapat menjadi faktor lain yang dapat memengaruhi seorang perempuan memutuskan untuk childfree.

“Mereka tidak ingin anak mereka memiliki pengalaman yang sama,” pungkasnya.

Kawan Puan, itu tadi beberapa alasan mengapa perempuan memutuskan untuk childfree jika dilihat dari sudut pandang psikologi.

Maka dari itu tetaplah merangkul perempuan yang memutuskan untuk childfree meskipun kamu memiliki pemikiran atau idealisme berbeda.

(*)

Baca Juga: Jangan Asal, Perhatikan Hal Ini Saat Mendiskusikan Childfree

 

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini