Demi Anak, Ini Pentingnya Pemeriksaan Prakonsepsi sebelum Menikah

Aghnia Hilya Nizarisda - Sabtu, 4 September 2021
Pasangan perlu melakukan pemeriksaan prakonsepsi sebelum menikah.
Pasangan perlu melakukan pemeriksaan prakonsepsi sebelum menikah. sorrapong

Parapuan.co - Ada berbagai macam tujuan seseorang atau pasangan menikah, salah satunya ialah ingin memiliki momongan atau anak.

Jika Kawan Puan salah satunya, sebelum menikah dengan pasanganmu, kamu ternyata perlu melakukan yang namanya pemeriksaan prakonsepsi.

Pemeriksaan prakonsepsi penting dilakukan untuk kamu yang sudah merencanakan untuk segera memiliki anak setelah menikah dan hal ini pun demi calon buah hatimu.

Pasalnya, tak dimungkiri banyak pasangan yang punya keinginan tersebut dan langsung hamil tidak lama setelah melangsungkan pernikahan.

Baca Juga: Persiapan untuk Perempuan Menikah Muda, Ini Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Menikah

Belum lama ini, pentingnya pemeriksaan prakonsepsi juga ditekankan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. 

"Saya sering mengkritik, kita terlalu banyak prawedding-prawedding, sementara kita kurang memperhatikan prakonsepsi," ujar Hasto melansir Tribunnews.com.

Hasto pun bilang, "Prakonsepsi yang murah hanya periksa HB, minum tablet tambah darah dan asamfolat. Saya jamin ya, kalau di Puskesmas itu enggak lebih dari Rp 20 ribu, tidak dikerjakan."

Hasto menyayangkan ketika ada pasangan yang mengerjakan prawedding hinggaa puluhan juta, tetapi tidak mengerjakan pemeriksaan prakonsepsi.

Pentingnya Pemeriksan Kesehatan Prakonsepsi

Melansir CDC, pemeriksaan kesehatan prakonsepsi mengacu pada kesehatan perempuan dan laki-laki selama masa reproduksi mereka, yaitu masa berpeluang besar memiliki anak.

Pemeriksaan kontrasepsi berfokus untuk mengambil langkah saat ini guna melindungi kesehatan bayi yang mungkin kamu dan pasangan miliki di masa depan.

Akan tetapi, pemeriksaan prakonsepsi ini bermanfaat tidak hanya untuk Kawan Puan dan pasangan yang berencana memiliki momongan suatu hari nanti.

Bisa begitu karena salah satu bagian pemeriksaan kesehatan prakonsepsi bertujuan untuk tetap sehat secara keseluruhan untuk waktu yang lama.

Baca Juga: Psikolog: Diskusi Keputusan Childfree Harus Dilakukan Sebelum Menikah

 

Selaras dengan hal tersebut, melansir Women Healths, kesehatan prakonsepsi ialah mengetahui bagaimana kondisi kesehatan perempuan sebelum hamil.

Hal ini termasuk mengetahui faktor risiko yang dapat memengaruhi perempuan dan bayinya yang belum lahir jika dirinya hamil.

Misalnya, apa saja makanan, kebiasaan, hingga obat-obatan yang dapat membahayakan bayimu, bahkan sebelum dia hadir di dalam tubuhmu.

Pasalnya, beberapa masalah kesehatan seperti diabetes dapat memengaruhi kehamilan.

Di samping itu, pemeriksaan prakonsepsi pun penting dilakukan sebelum menikah untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.

Kawan Puan perlu tahu, kehamilan yang tidak direncanakan memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Untuk mencegah kejadian buruk selama masa kehamilan atau persalinan, perempuan harus lebih sehat sebelum mengandung sang buah hati.

Dengan melakukan pemeriksaan prakonsepsi, kamu bisa tahu masalah dan risiko kesehatan sebelum kehamilan, sehingga bisa melakukan pencegahannya.

Tidak hanya itu, pemeriksaan prakonsepsi dapat meningkatkan peluang Kawan Puan untuk hamil, memiliki kehamilan yang sehat, dan memiliki bayi yang sehat.

Perawatan prakonsepsi harus dimulai setidaknya tiga bulan sebelum Kawan Puan hamil.

Baca Juga: 5 Kiat Mengelola Keuangan sebelum Menikah di Usia 20an, Biar Tak Berutang!

Meski begitu, ada beberapa perempuan yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan tubuh mereka untuk kehamilan.

Nah, untuk mendapatkan tindakan yang tepat, Kawan Puan perlu memeriksakannya ke dokter, ya. Jangan lupa pastikan untuk mendiskusikan kesehatan pasanganmu juga. (*)

 

Sumber: CDC,womens health,Tribunnews
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja