Parapuan.co - Setelah perempuan menikah dengan laki-laki pilihannya tentu segala sesuatu dalam hidupnya akan berubah, termasuk mengenai perencanaan keuangannya.
Belum lagi ada anggapan setelah perempuan menikah, maka ia akan diberikan tanggung jawab untuk mengatur keuangan keluarga.
Padahal, mengatur keuangan keluarga agar tetap stabil dan tercukupi setelah perempuan menikah bukanlah perkara gampang.
Mengingat terdapat dua kepala dalam kehidupan pernikahan yang tentu saja memiliki karakter dan mimpinya masing-masing.
Karenanya baik kamu mau pun pasangan harus melakukan penyesuaian finansial, karena setelah menikah akan ada impian-impian bersama yang patut diwujudkan.
Perencanaan keuangan keluarga memang terbilang sulit, namun akan terasa mudah jika kamu dan pasangan melakukan diskusi bersama.
Baca Juga: Sebelum Perempuan Menikah, Harus Ada Perencanaan Keuangan Ini
Dengan melakukan diskusi, maka satu sama lain dapat saling menemukan jalan tengah untuk mendapatkan kesepakatan bersama serta guna mencapai tujuan keuangan nantinya.
Lebih dari itu, apabila kamu dan pasangan tidak melakukan diskusi dalam perencanaan keuangan, maka besar kemungkinan bagi kamu dan pasangan akan berdebat atau menjadi mudah tersinggung.
Untuk mencegah hal buruk terjadi, berikut PARAPUAN berikan tips perencanaan keuangan setelah menikah yang dilansir dari laman siapnikah.org.
Buat Anggaran Keuangan
Sebelum menikah, tentu kamu terbiasa mengatur keuangan untuk diri sendiri.
Sementara setelah menikah perencanaan anggaran keuangan yang kamu buat harus memikirkan diri sendiri serta pasangan.
Karenanya, untuk membuat anggaran keuangan keluarga, penting bagi kamu dan pasangan melakukan diskusi bersama.
Dalam diskusi tersebut, hal yang perlu diperhatikan adalah sumber pendapatan keluarga dan pengeluarannya.
Selain itu, tentukan juga siapa yang akan mengelola keuangan dan pastikan baik kamu dan pasangan telah satu suara perihal keuangan keluarga.
Lebih lanjut lagi, dalam menentukan pengelola keuangan, pilih lah pribadi yang dapat membuat skala prioritas dan tidak boros, mengingat setelah menikah akan ada tujuan keuangan yang perlu dicapai.
Baca Juga: 2 Tipe Perempuan Ini Dinilai Wajib Punya Rencana Keuangan, Kok Bisa?
Menetapkan Tujuan Keuangan
Sebelum membuat anggaran keuangan, maka tahapan yang perlu kamu dan pasangan lakukan adalah membuat tujuan keuangan.
Lakukan lah diskusi bersama pasangan untuk menentukan tujuan keuangan keluarga.
Kendati berstatus suami dan istri, baik kamu mau pun pasangan juga perlu membuat tujuan keuangan pribadi untuk nantinya dilakukan kesepakatan bersama mengenai tujuan keuangan pribadi dan bersama.
Jika sudah ditentukan tujuan keuangan, maka kamu dan pasangan dapat membuat anggaran keuangan yang sesuai dengan tujuannya.
Diskusikan Pengeluaran secara Rutin
Jumlah pengeluaran harian antara kamu dan pasangan tentu saja akan berbeda.
Belum lagi, pengeluaran wajib setiap bulannya tidak selalu presisi, hal ini tak jarang menimbulkan perdebatan antara kamu dan pasangan.
Untuk mencegah hal tersebut tejadi, lakukanlah diskusi dengan pasangan mengenai jumlah pengeluaran rutin masing-masing di antara kamu dan pasangan.
Termasuk saat pasangan telah mempercayai kamu untuk mengurus keuangan keluarga, kamu dapat melibatkannya saat mengeluarkan uang.
Sehingga, dapat mengurangi prasangka buruk dalam rumah tangga.
Baca Juga: Khawatir Pengeluaran Membengkak Usai Kenaikan PPN? Ini yang Perlu Disiapkan!
Alokasikan Dana untuk Investasi
Menjalani kehidupan rumah tangga tentu saja didorong dengan adanya tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Bicara mengenai keuangan untuk jangka panjang tentu akan erat kaitannya dengan investasi.
Investasi jangka panjang ini dapat membantu kamu dan pasangan untuk mencapai tujuan keuangan yang diimpikan.
Oleh karena itu, disarankan untuk selalu menyisihkan pendapatan sebagai dana untuk investasi.
Menyisihkan Dana Darurat
Selain mempersiapkan investasi untuk jangka panjang, penting bagi kamu dan pasangan untuk membuat tabungan dana darurat.
Dana darurat ini nantinya dapat digunakan untuk membiayai suatu peristiwa, kejadian yang tidak bisa ditebak dan dalam situasi darurat.
Untuk mengantisipasi pemakaian, pisahkan antara dana darurat, dengan tabungan dan juga investasi.
(*)