Mary mulai dipercayakan tanggung jawab baru yakni memegang berbagai posisi di bidang teknik dan administrasi, hingga akhirnya diangkat menjadi manajer pabrik.
Dari titik ini, karier Mary mulai melesat nih, Kawan Puan.
Pada Februari 2008, Mary menjadi Vice President Global Manufacturing Engineering pada General Motors.
Baca Juga: Kisah Dokter Lala Meraih Rekor MURI Berkat Konten Edukasi di Media Sosial
Setahun kemudian, pada 2009, ia menjadi VP (Vice President) Global Human Resources, dan menjabat posisi ini selama dua tahun, sebelum akhirnya pindah menjadi VP Global Product Development.
Dalam posisinya tersebut, Mary banyak memiliki tanggung jawab penting, yang mencakup tugas-tugas pembelian global dan rantai pasokan.
Melansir dari situs GM, Mary menjabat sebagai CEO General Motors sejak 15 Januari 2014.
Di tahun pertamanya sebagai CEO, Mary menghadapi beberapa tantangan besar.
Perusahaan itu berurusan dengan penarikan kembali jutaan kendaraan karena adanya isu keselamatan.
Atas masalah tersebut, Mary sendiri sempat harus bersaksi di depan Senat.
Menanggapi isu keselamatan itu, Mary memimpin pengembangan berbagai kebijakan keselamatan baru yang dirancang untuk menciptakan pengalaman yang lebih aman bagi pekerja dan pelanggan General Motors.
Dua tahun berselang, pada tahun 2016, Mary terpilih sebagai Ketua Dewan Direksi General Motors.
Baca Juga: Menjadi Penjaga Perdamaian PBB, Inilah Sosok Cecilia Permatasari
Di bawah kepemimpinannya, General Motors sedang berupaya membangun transportasi minim kecelakaan dan nol emisi, sehingga generasi mendatang dapat mewarisi planet yang lebih sehat.
Nah Kawan Puan, melansir dari Womenonbusiness, perempuan kelahiran 24 Desember 1961 ini juga memiliki peran yang kuat dalam dunia bisnis.
Ia sempat dinobatkan sebagai perempuan paling berpengaruh kedua dalam bisnis versi Majalah Fortune.
Selain itu, pada tahun 2020 lalu, ia menempati posisi ke enam dalam daftar Forbes 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia 2020. (*)