Parapuan.co - Tanggal 8 September diperingati sebagai Hari Literasi Internasional atau Hari Aksara Internasional.
Hari Literasi Internasional bermula pada tahun 1966, ketika UNESCO menetapkan 8 September sebagai hari untuk mengingatkan komunitas dunia akan pentingnya literasi bagi individu, komunitas, dan masyarakat.
Tujuan UNESCO menetapkan adanya Hari Aksara Internasional ini adalah juga karena ingin menekankan perlunya upaya intensif menuju masyarakat yang lebih melek huruf.
Pada perayaan tahun 2021 ini, tema Hari Literasi Internasional adalah Literasi untuk Pemulihan yang Berpusat pada Manusia: Mempersempit Kesenjangan Digital.
Baca Juga: Dirayakan 8 September, Berikut Sejarah dan Tema Hari Literasi Internasional
Melansir dari halaman resmi United Nation, Hari Literasi Internasional 2021 akan mengeksplorasi bagaimana literasi berkontribusi untuk membangun fondasi yang kuat.
Fondasi tersebut dibangun untuk pemulihan dunia yang bersumber pada sumber daya manusia.
Eksplorasi tersebut memiliki fokus khusus pada interaksi literasi dan keterampilan digital yang dibutuhkan oleh pemuda dan orang dewasa yang tidak melek huruf.
Bicara mengenai melek huruf, Kawan Puan tahu tidak bahwa angka melek huruf perempuan di Indonesia itu sangat tinggi?
Kabar baiknya lagi, angka melek huruf perempuan Indonesia semakin tahun juga semakin naik!
Angka melek huruf perempuan Indonesia itu dapat kita ketahui dari data Badan Pusat Statistik tahun 2018-2020.
Sepanjang tiga tahun tersebut, angka melek huruf perempuan Indonesia terus mengalami kenaikan yang pasti.
Berawal dari tahun 2018, angka melek huruf penduduk berumur 15 tahun ke atas, khususnya penduduk perempuan Indonesia adalah 93,99%.
Persentase tersebut kemudian bertambah lagi menjadi 94,33% di tahun 2019.
Lalu di tahun 2020, angka melek huruf perempuan Indonesia usia 15 tahun ke atas kembali naik yakni menjadi 94,55%.
Baca Juga: Perempuan Tak Lagi Tertinggal di Bidang Pendidikan, Bisa Menempuh Sekolah Tinggi seperti Laki-Laki
Kenaikan yang terus terjadi pada angka melek huruf perempuan Indonesia itu tentu menunjukkan bahwa perempuan Indonesia sudah mendapat akses pendidikan terutama dalam kemampuan baca tulis.
Nah, data lain dari Badan Pusat Statistik menunjukkan usia spesifik dan kenaikan yang lebih tinggi pada angka melek huruf perempuan Indonesia.
Badan Pusat Statistik memiliki data angka melek huruf pada penduduk umur 15-24 tahun.
Untuk penduduk perempuan usia tersebut, angka melek huruf dari tahun 2018 sampai dengan 2020 terus mengalami peningkatan, Kawan Puan.
Bermula dari tahun 2018, angka melek huruf penduduk perempuan Indonesia umur 15-24 tahun adalah 99,7%.
Angka tersebut lumayan tinggi, sebab jika persentase tertinggi adalah 100% maka angka melek huruf perempuan Indonesia sudah hampir mencapai semuanya.
Lalu di tahun 2019, angka melek huruf penduduk perempuan Indonesia usia 15-24 tahun adalah 99,75% yang artinya naik 0,05% dari sebelumnya.
Tahun 2020, angka melek huruf perempuan Indonesia usia 15-24 tahun kembali mengalami kenaikan, dimana persentasenya menjadi 99,78%.
Bukan cuma angka melek huruf perempuan Indonesia saja yang semakin tinggi, kesadaran akan pentingnya menempuh pendidikan bagi perempuan pun sudah semakin tinggi lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Peringati Hari Pendidikan Nasional, Ini Pentingnya Kesetaraan Pendidikan bagi Perempuan
Perempuan Indonesia saat ini sudah banyak yang menyadari pentingnya perempuan berpendidikan, bahkan hingga jenjang tertinggi yang diinginkan.
Data dari riset PARAPUAN yang melibatkan 1.218 responden mendapati bahwa mayoritas responden setuju bahwa perempuan harus berpendidikan tinggi.
Hasil riset pun mengungkap bahwa perempuan menganggap pendidikan sebagai hal penting dan dapat menjadi bekal menjalani kehidupan.
Dari 1.218 responden survei, 51,8% di antaranya memilih sangat setuju pada pernyataan, "perempuan harus berpendidikan tinggi".
Sedangkan 37,8% lainnya menyatakan setuju untuk pernyataan yang sama.
Lalu untuk pernyataan lain, yakni "terkait pendidikan, laki-laki lebih diprioritaskan daripada perempuan", sebanyak 30,3% responden menyatakan sangat tidak setuju dan 27,1% menyatakan tidak setuju.
Itu artinya pendidikan di Indonesia sampai sejauh ini sudah tidak lagi memprioritaskan salah satu gender untuk bisa mendapatkan pendidikan dan pembelajaran.
Perempuan Indonesia saat ini pun sudah memiliki akses lebih luas terhadap pendidikan.
Baca Juga: Melihat Jejak dan Kendali Perempuan Memperjuangkan Mimpi dari Masa ke Masa
Luasnya akses pendidikan perempuan Indonesia, dibarengi dengan kesadaran bahwa perempuan pun penting untuk mengenyam pendidikan tinggi, pada akhirnya menghasilkan generasi perempuan yang cerdas dan unggul. (*)