Parapuan.co - Hari Literasi Internasional atau Hari Aksara Internasional diperingati setiap tanggal 8 September.
Tujuan dari adanya Hari Literasi Internasional adalah untuk mengingatkan pentingnya literasi bagi individu, komunitas, dan masyarakat.
Lewat hari ini, UNESCO juga ingin menyorot pentingnya upaya intensif menuju masyarakat yang lebih melek huruf.
Nah, salah satu cara yang bisa Kawan Puan lakukan untuk merayakan Hari Literasi Internasional adalah dengan membaca buku.
Membaca buku adalah salah satu cara menjaga serta meningkatkan kemampuan literasi kita, para perempuan Indonesia.
Baca Juga: Dirayakan 8 September, Berikut Sejarah dan Tema Hari Literasi Internasional
Kali ini, PARAPUAN merekomendasikan buku seri Cerita Mamah Muda untuk Kawan Puan baca.
Buku Cerita Mamah Muda terdiri dari beberapa seri buku yang semuanya menyuarakan suara hati para ibu.
Mulai dari kegelisahan mengasuh buah hati, menghadapi suami, hingga pusingnya mengatur jadwal kerja dan urusan rumah.
Semua kegelisahan para ibu terangkum sempurna dalam seri Cerita Mamah Muda, yang juga ditulis oleh para ibu.
Yuk, simak langsung sinopsis ceritanya berikut ini!
Cerita Mamah Muda: Me Time
Buku Cerita Mamah Muda: Me Time menyoroti akan kebutuhan me time seorang ibu yang sering kali terlupakan karena sibuknya aktivitas mengurus buah hati, suami, dan rumah tangga.
Anak yang menangis dan bertengkar satu sama lain, suami yang cuek, cucian baju dan piring yang menumpuk, seolah menjadi rutinitas harian para ibu.
Belum lagi lantai rumah yang lengket karena belum dipel, pekerjaan demi sesuap berlian yang juga meminta perhatian, dan dilanda berbagai beban lainnya.
Apa lagi yang paling dibutuhkan para mama muda selain me time? Sejenak rehat dari hiruk pikuk rumah tangga dan kehidupan.
Namun, apakah me time dapat diperoleh dengan mudah? Bagaimana kalau me time malah menggiring para mama muda kepada kepanikan baru?
Bagaimana juga kalau me time malah mengantar para mama muda ke eksplorasi jati diri, kenangan masa lalu, jodoh kedua, atau malah melontarkannya ke masa depan?
Kawan Puan bisa menikmati kisah-kisah me time yang dirangkai lima pengarang yang juga mama muda dalam buku ini.
Cerita Mamah Muda: Langkah Kaki Kecil
It takes a village to raise a child, begitu kata peribahasa dari Afrika.
Meski harus jungkir balik mengatur jadwal, setengah mati menyeimbangkan emosi, dan selalu siaga menghadapi segala kemungkinan, para ibu selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarganya.
Namun, masalah terus saja datang untuk menguji.
Termasuk kemungkinan anak yang kabur dan meninggalkan clue terkait idol K-pop yang sedang digandrungi.
Kemungkinan kakak-beradik yang saling iri, hingga kemungkinan perang antara ibu-ibu pengantar anak di TK.
Belum lagi kemungkinan menghindar dari kiamat asisten rumah tangga yang harus pulang kampung tiba-tiba.
Kemungkinan menghadapi pandangan masyarakat tentang single parent dan sang mantan yang ingin balikan juga kadang menghampiri.
Jangan lupakan kemungkinan menyeimbangkan tugas sebagai ibu dan selebgram sekaligus suami yang ngambek.
Semua itu bisa terjadi dan menghampiri para ibu. Lalu apakah masalah itu bisa diatasi sendiri?
Ditulis oleh enam pengarang yang juga mama muda, kisah jatuh bangun para ibu demi membesarkan anak mereka ini akan membuktikan sejauh mana keakuratan peribahasa tersebut.
Baca Juga: 8 September Hari Literasi Internasional, Angka Melek Huruf Perempuan Indonesia Naik
Cerita Mamah Muda: Resolusi
Buku Cerita Mamah Muda: Resolusi berbicara tentang resolusi tahun baru yang sering dijadikan resolusi, acuan, dan target yang harus dikejar, tak terkecuali oleh para mama muda.
Banyak mama mudah yang masih penuh semangat membangun rumah tangga dan membentuk karakter anak yang masih kecil.
Mereka yang masih penuh harapan dan impian demi masa depan.
Namun, bagaimana jika impian itu berhadapan dengan masalah? Bagaimana kalau harapan itu berhadapan dengan tembok yang begitu tinggi seolah tak bisa dilewati?
Saat kesempurnaan tak bisa diraih, apakah resolusi masih diperlukan?
Lima pengarang yang juga ibu muda berbagi cerita tentang asa akan masa depan dalam badai rumah tangga di Cerita Mamah Muda: Resolusi.
Baca Juga: Rayakan Hari Literasi Internasional, 5 Video Musik K-Pop Ini Diadaptasi dari Buku
Cerita Mamah Muda: Yang Ketiga
Jatuh cinta itu indahnya berdua, ya tidak, Kawan Puan? Menghabiskan waktu berdua, tertawa berdua, berbagi mimpi berdua, seakan-akan dunia milik berdua.
Semua kebahagiaan milik berdua. Namun, ada kalanya cinta dimiliki bertiga.
Saat cinta bukan lagi milik berdua, maka kisahnya berubah seketika.
Tawa lenyap menjadi air mata, mimpi berganti wujud menjadi sakit hati, dan bahagia tiba-tiba menjadi derita.
Kumpulan cerita di Cerita Mamah Muda: Yang Ketiga berisi enam kisah cinta yang tidak lagi milik berdua. (*)