Skincare Viral di TikTok yang Perlu Dihindari Menurut Dokter Kulit

Anna Maria Anggita - Senin, 13 September 2021
Skincare TikTok Viral yang sebaiknya dihindari menurut ahli
Skincare TikTok Viral yang sebaiknya dihindari menurut ahli Enes Evren

 

2. Kontur tabir surya

Tren lainnya adalah kontur tabir surya, maksudnya adalah pengaplikasian sunscreen itu hanya pada area tertentu saja.

Menurut Joyce Park, seorang dokter kulit di California Utara, kontur tabir surya merupakan ide yang buruk.

Ia berpendapat tabir surya yang tidak diaplikasikan secara merata pada kulit wajah akan meningkatkan risiko kulit terbakar, keriput, muncul bintik-bintik, dan bahkan bisa mengalami kanker kulit.

Baca Juga: Punya Segudang Kebaikan, Ini Manfaat Cokelat untuk Kulit Selain Cegah Penuaan

3. Makeup microneedling

Tren perawatan kulit selanjutnya yang meresahkan adalah makeup microneedling.

Di mana orang yang menggunakan perangkat dan teknik microneedling untuk merias wajah untuk efek yang semi permanen.

Tentunya tindakan ini sebaiknya tidak dilakukan, pasalnya pemakaian riasan wajah itu hanya diaplikasikan di kulit dan selanjutnya dihilangkan di penghujung hari.
 
dr Karan Lal dari Society for Pedriatic Dermatology  mengatakan dia melihat pasien berakhir di rumah sakit dengan infeksi bakteri yang berasal dari tren DIY ini.

Di samping itu, tren ini juga menyebabkan jaringan parut permanen dan dispigmentasi.

4. Vakum pori-pori

Pore ​​Vacuums adalah alat  untuk mengekstrak minyak, sel kulit mati dan kotoran dari pori-pori untuk membuat wajah Anda terlihat lebih bersih dan jernih.

Tindakan ini boleh dilakukan asalkan dengan orang yang ahli dalam dunia kecantikan.

Sebab, jika sembarangan dilakukan tindakan ini dapat menyebabkan kulit memar dan telangiektasis atau pembuluh darah yang rusak.

Sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut untuk mengatasi kerusakan wajah tersebut, dan tentunya merogoh kantong lebih dalam.

Sumber: Huff Post
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Viral Anak Bos Roti Lakukan Aniaya, Perlindungan Hukum Pekerja Perempuan Kurang Optimal?