Ikut-ikutan tren
Tren memang menarik perhatian pasar dan pebisnis pemula, namun keberadaan sebuah tren biasanya hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis.
Membangun bisnis yang hanya sekadar berlandaskan mengikuti tren terkini umumnya sulit berkembang bahkan dapat gulung tikar saat tren tersebut sudah meredup.
Anton Hermawan Sugondo, Founder dan Owner Panama Sandals menambahkan, “Bisnis kentang goreng Belgia yang saya dirikan sebelum membangun Panama Sandals menjadi sebuah contoh nyata bahwa bisnis karena tren semata sulit untuk berkembang.
Berangkat dari kisah tersebut, saya belajar bahwa mendirikan bisnis memerlukan riset pasar yang matang sebagai landasan untuk lebih mengenal target pasar yang ingin kita sasar dan memberikan solusi yang dapat menjawab kebutuhan pasar."
Maka dari itu, dia menyarankan para pengusaha pemula ini untuk melakukan riset tentang pasar dibandingkan mengikuti tren semata.
Baca Juga: Kisah Sukses Maya Jualan Tas Branded Beromzet Rp 3 Miliar Setahun
Kurang kesiapan menghadapi risiko bisnis
Terlepas dari semua persiapan yang matang dalam membangun bisnis, seorang pebisnis tidak akan dapat terhindar dari risiko berbisnis.
Berani memulai bisnis berarti harus siap mengantisipasi dan menghadapi berbagai risiko bisnis yang siap menerjang dengan strategi manajemen risiko.
Namun faktanya, banyak pebisnis pemula yang terkadang hanya memandang manajemen risiko sebelah mata.
“Salah satu faktor utama yang membuat beberapa bisnis saya sebelumnya gagal adalah kurangnya persiapan strategi manajemen risiko.
Saya hanya berpikir bahwa saat mulai bisnis pasti bisa sukses, padahal ada risiko kegagalan yang tidak bisa saya hindari. Itulah mengapa para pebisnis pemula harus menyiapkan strategi menghadapi risiko bisnis yang ada di depan mereka dengan menyiapkan perencanaan bisnis," ujar Raymond Chin, CEO & Co-Founder Ternak Uang.