Parapuan.co - Atlet senam asal Amerika Serikat, Simon Biles meneteskan air mata saat ia memberikan kesaksiannya sebagai penyintas pelecehan seksual pada Rabu (15/9/2021).
Dalam kesaksiannya ia mengatakan bahwa Asosiasi Senam Amerika Serikat serta Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat 'gagal melakukan pekerjaan mereka'.
“Saya tidak ingin pesenam muda lain, atau atlet Olimpiade, atau individu mana pun mengalami kengerian yang saya dan ratusan orang lainnya alami sebelumnya, selama dan berlanjut hingga hari ini setelah pelecehan Larry Nasser,” kata Simone yang dikutip dari CNBC.
Kesaksian Simone muncul setelah laporan inspektur jenederal Departemen Kehakiman yang dirilis pada Juli merinci kesalahan penanganan oleh FBI.
Atlet perempuan yang telah memenangkan 25 medali kejuaraan dunia itu mengatakan bahwa FBI menutup mata terhadap mereka.
“Kami menderita dan terus menderita, karena tidak seorang pun di FBI, (Senam AS) atau (Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat) melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi kami,” katanya.
Sebelumnya, Simone dan banyak atlet perempuan telah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh Dokter Pesenam AS, Larry Nassar.
“Kami telah gagal dan kami berhak mendapatkan jawaban. Dan Nasser adalah jawabannya. Jika tidak, saya yakin ini akan terus terjadi pada orang lain di seluruh cabang olahraga Olimpiade," ujar Simone.
Melansir Associated Press, sidang tersebut merupakan bagian dari upaya kongres untuk meminta pertanggungjawaban FBI setelah adanya kesalahan dalam penanganan kasus Larry.
Salah satunya adalah penundaan penyelesaian kasus yang memungkinkan Larry untuk terus melakukan tindakannya.
Selain Simone Biles, terdapat 3 atlet pesenam perempuan Amerika yang juga bersaksi, yakni McKayla Maroney, Aly Raisman, dan Maggie Nichols.
Baca Juga: Jadi Atlet Senam yang Tak Pernah Kalah, Simone Biles: Semua Karena Saya Mampu
Keempat saksi tersebut mengaku mengenal gadis yang dilecehkan Larry setelah adanya laporan masuk ke FBI pada tahun 2015.
Penyelidikan internal oleh Departemen Kehakiman yang dirilis pada bulan Juli mengatakan FBI membuat kesalahan mendasar dalam penyelidikan dan tidak memperlakukan kasus ini dengan "keseriusan tertinggi" setelah Senam AS pertama kali melaporkan tuduhan tersebut ke kantor lapangan FBI di Indianapolis pada tahun 2015.
FBI telah mengakui bahwa perilakunya sendiri tidak dapat dimaafkan.
Direktur FBI Christopher Wray mengatakan dia sangat menyesal atas penundaan penuntutan Nassar dan rasa sakit yang ditimbulkannya.
Christopher mengecam agennya sendiri yang gagal menanggapi keluhan dengan tepat dan berjanji kepada para korban bahwa dia berkomitmen untuk memastikan semua orang di FBI mengingat apa yang terjadi dan tak akan terulang lagi di kemudian hari.
Ia mengatakan bahwa seorang agen pengawas FBI yang gagal menyelidiki kasus Nassar telah dipecat oleh agen tersebut.
Senator Richard Blumemthal menggambarkan pelecehan Nassar sebagai tindakan yang “keji” dan “mengerikan” dan mengatakan itu tidak boleh terjadi lagi.
“Tidak diragukan lagi Larry Nassar adalah monster, pemangsa yang mengerikan,” kata Richard.
Ia juga menambahkan bahwa laporan Senat tentang penyelidikan tidak hanya berfokus pada monster seperti itu tetapi juga pendukung mereka, “institusi yang mengecewakanmu, sekolah seperti Michigan State University, Senam USA, para pelatih dan pelatih. Mereka semua melihat ke arah lain," ujarnya.
Baca Juga: 4 Cara Bercerita ke Pasangan jika Kamu Mengalami Pelecehan Seksual
Larry mengaku bersalah pada 2017 atas pelanggaran pornografi anak federal dan tuduhan pelecehan seksual di Michigan.
Kini, Larry telah menjalani hukuman puluhan tahun di penjara setelah ratusan atlet perempuan mengatakan ia melakukan pelecehan seksual dengan kedok perawatan medis ketika bekerja untuk Michigan State dan USA Gymnastics yang berbasis di Indiana. (*)