Kemudian, secara berturut-turut sebanyak 26% melalui LinkedIn, 21% menggunakan MySpace, 11% lewat Blog, dan 7% mengikuti akun Twitter kandidat.
Setidaknya, 18% perekrut mengungkap kalau mereka menemukan konten di situs media sosial kandidat yang mendorong mereka merekrut seseorang.
Apa saja yang dilihat perekrut dari jejaring sosial kandidat? Berikut alasannya seperti mengutip laman Alumni UGM via Kompas!
1. Profil media sosial kandidat menunjukkan kesan kepribadian yang baik dan cocok dalam organisasi (50%).
2. Profil kandidat didukung kualifikasi profesional kandidat (39%).
3. Profil menunjukkan kalau kandidat adalah pribadi yang kreatif (38%).
4. Kandidat menunjukkan keterampilan komunikasi yang solid (35%).
5. Kandidat memiliki lingkaran pertemanan yang baik (33%).
6. Orang lain memasang referensi yang baik tentang kandidat (19%).
7. Kandidat menerima penghargaan-penghargaan (15%).