Tak cukup sampai di situ, kamu juga bakal memperdalam wawasan yang penting untuk seorang interpreter.
Yaitu wawasan mengenai fonologi (ilmu bunyi), morfologi (bentuk kata), sintaksis (ilmu tentang bentuk frasa dan klausa), semantik (makna), pragmatik (ujaran), dan macam-macam cabang lain.
Dengan mempelajari semua cabang ilmu sastra itu, kamu bisa menjadi seorang interpreter yang cakap dan profesional.
Tentu saja, dengan begitu klien juga akan menaruh kepercayaan penuh untuk memanfaatkan jasamu.
Baca Juga: Hebat! 2 Perempuan Indonesia Ini Bikin Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat
Sertifikasi bahasa
Tak hanya pendidikan formal, calon interpreter juga perlu menempuh pendidikan nonformal.
Salah satunya ialah mengambil kursus bahasa bersertifikat, semisal TOEFL, TOEIC, atau IELTS untuk kemampuan berbahasa Inggris.
Apabila kamu ingin menjadi interpreter bahasa Jepang, misalnya, maka kamu mesti mengantongi sertifikat lulus ujian Nouryokushiken.
Demikian pula dengan bahasa-bahasa lain yang memiliki sertifikasinya masing-masing.
Nah, Kawan Puan, itulah tadi jenjang pendidikan yang perlu kamu tempuh untuk menjadi seorang interpreter.
Semoga informasi di atas membantumu memantapkan diri untuk menentukan jalur karier sebagai interpreter, ya. (*)