4. Benzoil peroksida
Benzoil peroksida memang baik untuk merawat kulit yang rentan jerawat, namun bahan ini menyebabkan kekeringan.
Campurkan: Benzoil Peroksida dengan bahan pelembab lembut, SPF, dan antibiotik topikal.
Seiring dengan bahan pelembab yang dapat menyangga efek dehidrasi benzoil peroksida, komponen pelawan jerawat dapat digunakan bersamaan dengan perawatan topikal resep seperti klindamisin.
Selain itu, SPF juga harus dipakai setiap hari.
Jangan Campur: Benzoil peroksida dengan retinol, resep jerawat tretinoin dengan hati-hati.
Benzoil peroksida dan retinol dapat menonaktifkan satu sama lain ketika digunakan bersama.
Sementara perawatan jerawat berdasarkan resep dokter dapat digunakan dengan benzoil peroksida, tretinoin membutuhkan perawatan ekstra.
"Jika kamu ingin meminimalkan kemungkinan interaksi saat menggunakan tretinoin, aplikasikan formulasi yang mengandung tretinoin di malam hari, dan gunakan benzoil peroksida di pagi hari," ujar Dr. Lortscher.
Baca Juga: Blue Light Bisa Sebabkan Kerusakan Wajah, Ini Manfaat Hi-Grade Niacinamide
5. Niacinamide
Niacinamide yang juga dikenal sebagai vitamin B3 adalah anti-inflamasi yang dapat mencerahkan kulit dan meratakan perubahan warna.
Campurkan: Niacinamide dengan (hampir) setiap bahan dalam rutinitas perawatan kulit Anda.
"Karena niacinamide adalah anti-inflamasi, kulit bereaksi sangat minimal, dan efek samping seperti iritasi tidak biasa terjadi," jelas Dr. Lortscher.
"Ini harus kompatibel dengan sebagian besar produk perawatan kulit lainnya, dan untuk hasil terbaik, gunakan produk seperti pelembab," tambahnya lagi.
Jangan Campur: Niacinamide dan vitamin C.
Meskipun keduanya antioksidan, vitamin C adalah salah satu bahan yang tidak kompatibel dengan niacinamide.
"Kekuatan mereka berkurang secara signifikan ketika digunakan bersama-sama, kecuali jika aplikasi diberi jarak setidaknya sepuluh menit antara tiap serum," kata Dr. Marchbein.