Parapuan.co - Meski sekarang ini informasi bisa kita dapatkan dan akses dari mana saja, namun masih banyak mitos investasi yang dipercaya.
Mitos investasi yang tidak bisa dipercaya ini biasanya dianggap benar oleh kalangan investor pemula.
Wajar memang, karena sebagai investor pemula kamu mungkin masih belajar dan banyak cari tahu.
Oleh karena itu, untuk membantumu mengenal lebih cepat dan dekat dengan investasi, berikut ini mitos seputar investasi yang sudah saatnya kamu lupakan.
Baca Juga: Sebelum Menikah, Pastikan Sudah Investasi Ini untuk Persiapan Finansial Masa Depan
Melansir dari Nova, berikut empat mitos yang kerap dipercaya oleh investor pemula.
1. Memberikan keuntungan lebih
Mitos pertama yang dipercaya oleh investor pemula adalah bahwa investasi selalu memberikan keuntungan lebih.
Bahkan keuntungan itu lebih besar daripada sekadar menabung atau ikut deposito.
Tidak salah memang bahwa investasi mendatangkan untung, namun yang perlu kamu tahu adalah banyak faktor yang memengaruhi.
Beragam faktor tersebut di antaranya tren industri, kondisi ekonomi, dan iklim investasi dalam negeri.
Sehingga, penting untuk diketahui bahwa investasi tidak selalu memberikan keuntungan lebih.
2. Instrumen investasi semua sama
Baca Juga: Cocok untuk Kalangan 30 hingga 50 Tahun, Ini Rekomendasi Investasinya
Investor pemula menganggap apapun produk investasinya semuanya sama saja.
Sama-sama menghasilkan untung, tergantung pada modal dan keuntungan yang ditawarkan instrumen tersebut.
Namun lagi-lagi hal ini tidak betul. Sebab setiap produk investasi memiliki manfaat dan hasil pada waktu yang berbeda.
Sebelum memulai investasi, pastikan kamu menyesuaikannya dengan tujuan keuangan.
Dengan cara ini, kamu akan mengetahui risiko investasi dan jenis instrumen investasi apa yang tepat dengan tujuan keuangan kamu.
3. Investasi reksa dana tidak pernah rugi
Investor pemula banyak beranggapan bahwa investasi reksa dana tidak akan rugi karena dikelola oleh manajer investasi.
Namun rupanya anggapan itu tidak sepenuhnya benar sebab perkembangan dan hasil reksa dana tergantung pada orang yang mengelolanya.
Baca Juga: Termasuk Investasi Syariah, Apa Bedanya Sukuk dengan Obligasi
Sehingga, kamu perlu mengetahui rekam jejak manajer investasi paling tidak pengalamannya lima tahun terakhir.
Untuk diketahui, manajer investasi yang baik tercermin dari performanya dalam mengelola dan mencetak hasil investasi.
4. Investasi membutuhkan modal besar
Modal besar dan jangka waktu kerap kali dijadikan patokan imbal hasil dari investasi oleh sebagian orang.
Rupanya, kita tidak perlu memiliki modal besar untuk berinvestasi.
Misalnya, investasi reksa dana dapat dimulai dengan modal Rp100.000.
Selain itu, investasi emas juga bisa menjadi alternatif lain investasi tanpa modal besar yang bisa dimulai dari harga Rp10.000.
Nah itu dia empat mitos seputar investasi yang kerap dipercaya oleh sebagian orang.
Baca Juga: 4 Pilihan Platform Investasi Syariah dengan Setoran Awal Mulai Rp10 Ribu Saja
(*)