Parapuan.co - Kawan Puan, baik disadari atau tidak seiring dirimu beranjak dewasa misalnya di usia 20-an sampai 30-an kamu mengalami masalah kesehatan mental.
Masalah kesehatan mental di usia 20-an sampai 30-an ini didorong oleh banyak faktor seperti pendidikan, karier, dan hubungan percintaan.
Diketahui pula, kalau masalah kesehatan mental di usia 20-an sampai 30-an ini bukan hanya stres, gangguan kecemasan, depresi, hingga gangguan makan saja.
Baca Juga: 6 Masalah Kesehatan Mental yang Paling Memengaruhi Usia 20an hingga 30an, Apa Saja?
Ada masalah kesehatan mental lainnya yang bisa jadi jarang diketahui dan disadari lho.
Dikutip dari Bustle, berikut ini masalah kesehatan mental di usia 20-an sampai 30-an yang jarang diketahui, yuk simak:
1. Bipolar
Bipolar merupakan gangguan mental dan biasanya ditandai dengan adanya perubahan emosi yang drastis.
Diketahui bipolar itu tidak hanya diturunkan dari gen keluarga, adapun pemicu lain sepertu tekanan pada masa dewasa muda yang turut memicu timbulnya masalah kesehatan mental ini.
Di samping itu, gangguan bipolar ini bisa menyerang perempuan maupun laki-laki, dan butuh pengobatan untuk mengatasinya.
2. Borderline Personality Disorder (BPD)
Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang merupakan gangguan mental yang cukup serius.
Tanda orang mengalami BPD yakni perubahan pada suasana hati, perilaku, dan perasaan yang tidak stabil
BPD ini kemungkinan akan terjadi pada perempuan di awal usia 20-an, di mana pada masa ini seseorang akan mengalami banyak perubahan baik secara sosial seperti di tempat kerja, sekolah, dan hubungan asmara.
3. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) termasuk gangguan kesehatan mental yang banyak didiagnosis pada perempuan awal usia 20-an.
Gejalanya ditandai dengan kesulitan untuk fokus, hiperaktif, perilakuknya impulsif, dan menjadi pelupa.
Seorang perempuan yang mengalami ADHD jika tidak ditangani akan menyebabkan hubungan bermasalah, menjadi rendah diri, hingga kesulitan berada di lingkungan sekolah maupun pekerjaan.
Baca Juga: Ciptakan Bonding, 10 Rahasia Kebahagiaan Ibu dan Anak di Tengah Pandemi
4. Gangguan Disforik Pramenstruasi (GDP)
Gangguan Disforik Pramenstruasi (GDP) adalah gangguan mood pramenstruasi yang ditandai dengan depresi berat, mudah tersinggung, dan bahkan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan disforik pramenstruasi ini terjadi di akhir usia 20-an.
Orang yang berisiko mengalami GDP sendiri adalah mereka yang memilikki riwayat depresi pribadi.
5. Masalah terkait kehamilan
Kawan Puan di usia 20-an sampai 30-an ini memiliki buah hati itu tampak menyenangkan ya.
Hanya saja, proses untuk memiliki anak dapat memicu beberapa masalah kesehatan mental.
Terdapat komplikasi pascapersalinan, seperti depresi, kecemasan, atau trauma kelahiran.
Tak hanya itu saja, adapun perempuan yang mengalami infertilitas, keguguran, dan komplikasi kesehatan reproduksi layaknya PCOS dan endometriosis.
Baca Juga: Mona Ratuliu Bagi Tips Mengelola Emosi untuk Ibu Bekerja di Rumah Selama Pandemi
6. Skizofrenia
Masalah kesehatan mental yang terjadi antara usia 20-an dan 30-an selanjutnya adalah skizofrenia.
Skizoifrenia memiliki gejala termasuk perilaku aneh, delusi, halusinasi, paranoia, dan pikiran lainnya yang menyiksa di penderita.
Penderita skizofrenia sebaiknya menerima pengobatan sedini mungkin untuk membantu mereka menyadari realita yang ada dan pikirannya pun tidak menjadi kacau. (*)