BERITA TERPOPULER TRENDING TOPIC: Krisdayanti dan Aurel Tampil Sepanggung hingga Film Indonesia tentang Quarter Life Crisis

Rizka Rachmania - Senin, 27 September 2021
Krisdayanti dan Aurel Hermansyah
Krisdayanti dan Aurel Hermansyah Instagram | @attahalilintar

3. Tonton Film Indonesia tentang Quarter Life Crisis Ini saat Kamu Galau

Quarter life crisis adalah periode emosional ketika seseorang mengalami pergolakan identitas pada awal masa pendewasaan.

Ketika mengalami quarter life crisis, Kawan Puan akan menanyakan tentang banyak hal, mulai dari jati diri, jodoh, pekerjaan, hingga pendidikan.

Krisis kehidupan ini biasanya dialami oleh seseorang pada rentang usia 25 sampai dengan awal 30-an tahun.

Saat seseorang mengalami quarter life crisis, maka satu ciri yang gampang dikenali adalah ia mulai mempertanyakan tujuan hidup.

Ada banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalamu, termasuk di antaranya eksistensi dan tujuan hidup di dunia ini.

Baca Juga: Ditanya Soal Sekuel Serial Squid Game, Sutradara Katakan Hal Ini

Aku hidup di dunia ini tujuannya buat apa sih? Gunanya aku diciptakan di dunia ini untuk apa sebenarnya?

Ya, kira-kira seperti itulah pertanyaan yang muncul di benak saat Kawan Puan mengalami quarter life crisis.

Untuk membuatmu merasa tidak sendiri, berikut ini rekomendasi film Indonesia tentang quarter life crisis.

1. Imperfect

Film Imperfect karya Ernest Prakasa ini mengusung isu tentang kegalauan seorang perempuan.

Diceritakan, Rara adalah seorang perempuan bertubuh gemuk yang sering diejek oleh orang-orang di sekitarnya.

Rara pun sering dibandingkan dengan adiknya yang punya tubuh langsing.

Awalnya, Rara tidak peduli sampai suatu ketika bos di kantornya menawari posisi yang lebih tinggi hanya jika ia bisa mengubah penampilannya.

Menganggap itu suatu kesempatan sekali seumur hidup, Rara berusaha mengubah penampilannya, hingga ia lupa ada bagian yang ikut hilang bersama dengan berat tubuhnya.

Baca selengkapnya di sini>>>

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja