"Sementara bila tubuh selalu berada di dalam kondisi stres, maka akan ada hormon tertentu yang dilepaskan oleh tubuh kita, yakni hormon-hormon kortisol," jelasnya.
Hormon kortisol ini yang bertugas dalam menstimulasi terjadinya sekresi atau pengeluaran dari hormon insulin.
Menurutnya, apabila jumlah hormon insulin cukup tinggi, maka lama kelamaan akan mempengaruhi kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, khususnya pada hormon reproduksi.
"Nantinya akan ada hormon reproduksi yang jumlahnya melebihi yang lain dan akan terjadi gangguan pada keseimbangan hormon," ungkapnya.
Sebagai informasi, stres oksidatif ini terjadi karena adanya suatu peradangan yang disebut dengan inflamasi.
Baca Juga: 3 Jenis Pemeriksaan Kesuburan untuk Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
Makanan yang perlu dihindari
Untuk menekan adanya inflamasi, ada sejumlah makanan yang disarankan untuk dihindari karena sifatnya dapat menginduksi terjadinya inflamasi, salah satunya adalah gula.
Gula akan mendorong lepasnya hormon insulin dan apabila kamu mengonsumsi gula secara terus menerus, maka akan ada banyak hormon insulin yang dilepaskan dan tentu saja akan ada kemungkinan terjadinya kondisi hyper insulimenia.
Selain gula, makanan lainnya yang bisa menyebabkan inflamasi meningkat dan berdampak pada kesehatan organ kewanitaan adalah tingginya asupan lemak trans.
Asupan lemak trans ini kita dapat dari mentega, minyak tak jenuh yang dipanaskan, minyak yang dipakai berulang-ulang.
Daging merah juga menjadi salah satu makanan yang perlu dihindari.
"Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa daging merah terbukti mampu menginduksi terjadinya inflamasi," jelas dr. Tirta.