Parapuan.co - Perjalanan bisnis sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) selalu menjadi kisah yang menarik untuk diikuti.
Terutama perjuangan mereka bertahan menghadapi situasi pandemi Covid-19.
Sebab, kisah perjalanan bisnis UMKM terdapat inspirasi yang dapat dipetik oleh pelaku bisnis lainnya.
Salah satunya yakni perjalanan bisnis UMKM Batik yang dapat memberdayakan ibu-ibu Rusun Marunda.
Berdasarkan rilis yang PARAPUAN terima, pada Senin, (27/9/2021), Tokopedia x Dekranas Bagi Cerita UMKM Batik Berdayakan Ibu-ibu Rusun Marunda.
Baca Juga: Catat! Ini 4 Tips Menjadi Merek Lokal yang Unik di Tengah Lautan UMKM
Menjelang Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2021, Tokopedia mencatat penjualan produk batik meningkat hampir dua kali lipat selama kuartal II jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.
"Kemeja batik, kain jarik serta masker kain batik menjadi beberapa produk batik yang banyak diburu masyarakat," ungkap Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni.
Berbagai peningkatan ini mendorong Tokopedia terus berkolaborasi dengan para mitra strategis, seperti Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) untuk menggelar Pameran Online Rumah Kriya Asri (RKA) hingga Desember 2021.
"Mengusung tema 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas, toko daring Dekranas di Tokopedia menghadirkan puluhan UMKM dengan ribuan produk kerajinan nusantara, termasuk batik. Harapannya lewat pemanfaatan teknologi, UMKM bisa terus menjadi tonggak pemulihan ekonomi nasional," ungkap Ketua Umum Dekranas, Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin.
Pemilik Batik Marunda, Irmanita H. Sinurat (Irma) merupakan salah satu UMKM perajin batik yang telah bergabung di Pameran Online RKA Dekranas lewat Tokopedia.
Sejak 2015, Irma memberdayakan puluhan ibu dan perempuan muda putus sekolah di wilayah Rumah Susun Marunda lewat bisnis batiknya.
"Pelatihan membatik terus kami berikan bagi ibu-ibu rusun agar mereka bisa mandiri secara ekonomi, bahkan bisa melatih UMKM lainnya. Kami pun menggandeng sejumlah seniman dan desainer ternama yang menyumbangkan ide-idenya untuk dijadikan motif batik kami," ujar Irma.
Jumlah perajin yang bergabung di Batik Marunda kini telah meningkat lima kali lipat dibandingkan awal.
Selain ibu-ibu penghuni rusun, Irma juga membantu pegiat usaha lokal kain dan alat batik asal Pekalongan sebagai penyedia material pembuatan Batik Marunda.
Sejak pandemi, omset Batik Marunda turun hingga 80% dari total keseluruhan pendapatan.
Baca Juga: Simak! Ini Program Donasi untuk UMKM Kuliner yang Bisa Kamu Coba
"Namun kami tetap berinovasi dengan membuat masker kain batik yang lebih relevan dengan keadaan saat ini," tutur Irma.
Sebagai pembina, Irma pun mencari cara untuk memasarkan Batik Marunda agar perekonomian ibu-ibu penghuni rusun bisa terus terbantu.
Jika biasanya produk dijual di beberapa galeri offline, kini platform digital seperti Tokopedia lah yang menjadi etalase Batik Marunda.
"Setelah bergabung di Tokopedia lewat program Dekranas, banyak sekali manfaat yang dirasakan, mulai dari pelatihan terkait pemasaran produk secara online, kemudahan dalam bertransaksi hingga promosi ke masyarakat lebih luas," ujar Irma.
Bahkan kini omzet Batik Marunda perlahan meningkat kembali. Hal ini menjadi motivasi Irma bersama perajin lainnya untuk menghasilkan produk batik dengan harga lebih terjangkau agar dapat menggaet pasar milenial.
Keberadaan UMKM termasuk yang bergerak di industri batik sangat penting didukung oleh semua pihak.
"Mari dukung keberlangsungan industri batik dalam negeri dengan memakai produk buatan UKMM lokal agar kita bisa bangkit bersama memulihkan perekonomian Indonesia," tutup Astri.
(*)