Dokter Spesialis Ungkap Anak Bisa Menderita Penyakit Jantung Bawaan dan Berakibat Mengalami Malnutrisi

Anna Maria Anggita - Rabu, 29 September 2021
penyakit jantung pada anak bisa menyebabkan malnutrisi
penyakit jantung pada anak bisa menyebabkan malnutrisi blackie

Parapuan.co - Kawan Puan, tepat di Hari Jantung Sedunia yang diperingati pada setiap 29 September ini menjadi momen penting untuk mengetahui bahayanya penyakit jantung.

Wajib diketahui, bahwa penyakit jantung yang mengancam nyawa ini bisa menyerang siapa pun, termasuk anak-anak.

Hal ini diungkapkan oleh beberapa dokter spesialis dalam webinar dengan tema "Pentingnya Dukungan Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan," pada Rabu (29/09/2021).

Baca Juga: Syok Kardiogenik, Ini Gejala dan Penyebab Serangan Jantung Parah

Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes. menjelaskan bahwa penyakit jantung pada anak itu bisa bawaan dari dalam kandungan dan karena ada proses kelainan.

dr. Rahmat memaparkan congenital heart disease atau  penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan struktur anatomi, letak atau fungsi jantung akibat gangguan pembentukan organ jantung pada trimester awal kehamilan yang terbawa hingga lahir.

Sedangkan penyakit jantung yang didapat atau acquired herart disease terjadi akibat proses kelainan.

"Merawat anak dengan kelainan jantung bawaan (KJB) tidak sama dengan anak normal," ungkap dr. Rahmat.

dr. Rahmat menyatakan keberhasilan penangananan anak dengan KJB dapat mengoptimalkan tumbuh kembang dan meningkatkan kualitas hidup anak.

Lebih lanjut lagi, Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K), anak dengan PJB sering mengalami malnutrisi atau kurang gizi.

dr. Lanang menjelaskan ada beberapa penyebab kondisi malnutrisi pada anak PJB, yakni: 

1. Asupan nutrisi tidak adekuat

Maksudnya adalah anak dengan PJB itu mudah lelah, sering terhenti bila makan atau minum yang mana kondisi ini terjadi sejak bayi.

Akibatnya nutrisi yang diterima anak pun jadi tidak sesuai dengan kebutuhannya.

Kemudian anak dengan PJB ini sering mengalami inflamasi atau infeksi, yang pada akhirnya menyebabkan nafsu makan menurun.

Tak hanya itu saja, dr. Lanang juga menyatakan pembatasan cairan bila anak dengan PJB itu mengalami gagal jantung.

Baca Juga: PERKI Paparkan Cara Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kardiovaskular di Masa Pandemi

2. Kebutuhan nutrisi terus meningkat

Sebagai orang tua, Kawan Puan perlu mencatat baik-baik bahwa anak dengan PJB memiliki metabolisme basal lebih tinggi.

Terutama pasa saat aktif atau mungkin ketika menangis, sehingga kebutuhan nutrisi meningkat.

3. Penyerapan nutrisi pada usus terganggu

Meskipun terkadang kebutuhan nutrisi anak dengan PJB meningkat, tapi disayangkan juga karena penyerapan nutrisinya terganggu.

Hal ini terjadi karena usus mengalami gangguan penyerapan nutrisi.

Dampaknya pun anak menjadi malnutrisi sejak usia dini, bahkan anak berisiko mengalami stunting, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak PJB dengan tipe sianosis.

Selain itu, karena kekurangan gizi tumbuh kembang anak terganggu yang akibatnya terjadi gangguan kognitif dan daya tahan tubuh rendah alis mudah sakit.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 7 Pemicu Serangan Jantung Tak Terduga

Mengetahui berbagai risiko tersebut, dr. Lanang menyarankan bahwa kebutuhan nutrisi anak itu harus dipantau dengan baik supaya anak dengan PJB tidak mengalami malnutrisi. (*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru