1. Menghargai perasaannya
Menjadi anak yang pernah menjadi korban pengucilan tentu tidak mudah bagi meraka untuk bisa berbicara secara terbuka tentang pengalaman yang menyakitkan itu.
Dalam persiapan sekolah tatap muka, saat anak berani terbuka, pastikan bahwa ia akan merasa aman dan nyaman untuk berbagi perasannya kepada kamu.
Hindari reaksi berlebihan, seperti berniat menghadapi sang pelaku tanpa izin anak.
Selain itu, jangan pula mengatakan pada anak bahwa ia harus berani melawan, harus berusaha lebih keras agar disukai lingkungan sosialnya.
Sebaiknya, kamu fokus mendengarkan ceritanya dan berempati terhadap perasaannya.
Untuk kemudian, memberikan pemahaman padanya, bahwa tak seorang pun boleh dikucilkan dan tidak lupa mengatakan padanya bahwa ia berharga dan punya banyak hal yang bisa ia lakukan untuk orang sekitar.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara agar Anak Nyaman Pakai Masker Sesuai Usia
2. Berikan pandangan tentang apa yang bisa dikendalikan dan tidak
Selain mendengarkan ceritanya dan memahami apa yang ia rasakan, dalam persiapan pembelajaran tatap muka ini, penting kamu ketahui untuk memberikan pandangan pada anak mengenai hal yang bisa dikendalikan dan tidak.
Tindakan dikucilkan, ditolak, dijauhi adalah salah satu hal yang tidak bisa kita kendalikan.
Sama halnya dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan orang lain terhadap diri kita.
Meski hal tersebut tidak bisa ia kendalikan, tekankan pada anak bahwa ia bisa bisa mengendalikan bagaimana ia harus merespons tindakan pengucilan ini.
Ajaklah anak untuk diskusi yang nantinya menghasilkan ide-ide tentang bagaimana menangani situasi yang tidak menyenangkan dan mengatasi intimidasi yang ditujukan padanya.
Dengan begitu, kamu bisa membantu anak merasa lebih percaya diri dan berdaya dengan berbagai pilihan yang berbeda.