Parapuan.co - Saat ini jumlah investor individu kian bertambah setiap tahunnya.
Namun rupanya, para investor pemula kerap kali belum memiliki pengetahuan cukup terkait beberapa hal mendasar mengenai investasi.
Hal ini menyebabkan perasaan kecewa dengan pertumbuhan portofolio investasi yang mungkin tak sesuai ekspektasi.
Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan investor pemula yakni menunda untuk investasi.
Melansir Reader's Digest, berikut lima kesalahan yang sering dilakukan investor pemula.
Baca Juga: Simak, ini Perbedaan Investasi Obligasi di Pasar Perdana dan Sekunder
1. Menunda
Kebanyakan orang memulai investasi lebih awal dalam hidup supaya memiliki masa depan yang stabil.
Menurut perencana keuangan bersertifikat Nick Holeman, semakin muda mulai berinvestasi maka semakin dapat menuai manfaat dari kenaikan pasar jangka panjang.
Namun saat merasa sudah terlambat investasi, sebaiknya mulai dengan melunasi utang berbunga tinggi, misalnya utang kartu kredit jika ada.
Kemudian, cari tahu seberapa banyak yang bisa kamu investasikan.
Hal ini tentunya bergantung pada usia dan gaji yang kamu miliki.
Potong pengeluaran yang tidak perlu, dan putuskan seberapa banyak yang dapat kamu sisihkan lalu atur setoran otomatis untuk mulai membangun portofolio investasi.
2. Mengira investasi membutuhkan banyak uang
Jika kamu merasa tidak memiliki cukup uang untuk investasi, bisa saja kamu merasa rugi dalam jangka panjang.
Menurut Steve Dorval, head of digital advice di Twine, seberapa sering kita menerima uang dalam jumlah besar, atau mengandalkan diri pada tunjangan, bonus akhir tahun, serta hadiah untuk mencapai tujuan keuangan akan menunda untuk mencapai garis finish.
Sebaiknya, investasi dalam jumlah yang lebih kecil namun konsisten.
Cara ini memungkinkan kamu lebih berhasil dan lebih dapat diprediksi.
Selain itu, saat ini ada beragam produk investasi dengan harga terjangkau, misalnya reksa dana yang dapat dimulai dengan harga Rp 10.000.
Baca Juga: Mengapa Perhiasan Emas Lebih Baik Dijadikan Dana Darurat? Ini Kata Pakar
3. Tidak melakukan diversifikasi
Tidak melakukan diversifikasi yakni saat kamu menempatkan seluruh dana untuk satu produk investasi.
Saat portofolio tidak memiliki diversifikasi, maka investasi itu dapat lebih terpapar satu risiko spesifik dan volatilitas yang diakibatkan oleh gejolak pasar.
Nick menyarankan agar kamu mendiversifikasi portofolio investasi, misalnya dengan perpaduan saham dan obligasi.
Kamu juga bisa investasi melalui platform atau layanan penjual instrumen investasi.
Cara ini akan secara otomatis mendiversifikasi risiko portfolio yang kamu miliki.
4. Sering memeriksa portofolio
Menurut Steve, walaupun kamu ingin mengetahui bagaimana perkembangan investasi, hindari memeriksa potfolio setiap hari.
Kamu bisa membiarkan uang bekerja untukmu dari waktu ke waktu.
Investasi pada pertumbuhan jangka panjang dengan portofolio investasi yang lebih fluktuatif.
Sebab hal ini dapat membantu kamu mendapatkan lebih banyak uang di kemudian hari.
Baca Juga: 4 Mitos Investasi yang Kerap Dipercaya Investor Pemula, Apa Saja?
5. Emosional
Menurut Neil St. Clair, presiden platform pendidikan investasi Karma, emosional dalam memilih produk investasi merupakan hal buruk lainnya yang dilakukan oleh investor pemula.
Mereka akan melihat penurunan tajam di pasar atau kinerja saham melemah.
Sebaiknya, pertahankan pola pikir jangka menengah hingga jangka panjang.
Cara ini berlaku juga ketika kita akan melepas saham.
Selain itu, ingat juga bahwa kinerja masa lalu bukanlah indikasi hasil di masa depan.
(*)