Sementara itu, negara lainnya di Asia seperti China menyumbang 21 dan Jepang 13 warisan.
Alasan batik menjadi warisan dunia
Menurut UNESCO, budaya Indonesia sangat melekat pada teknik, simbolisme, dan makna batik.
UNESCO menilai masyarakat Indonesia mampu memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian.
Terlihat dari motif pada setiap kainnya, batik juga menjadi refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia yang kaya.
Selain itu, batik juga sebagai representasi alkulturasi budaya yang masuk ke Indonesia dan mampu diolah menjadi keberagaman yang menarik.
Contohnya adalah pengaruh Arab dalam motif hias yang biasa ditemui di seni kaligrafi, pengaruh Eropa dalam bentuk motif bunga.
Baca Juga: Jelang Hari Batik, Intip 4 OOTD Artis Tanah Air dalam Balutan Batik
Ada lagi pengaruh China dalam motif burung api, hingga pengaruh India dan Persia dalam motif merak.
Wakil Ketua Yayasan Lasem Heritage, Yulia Ayu membocorkan tiga kriteria di balik penetapan batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Ternyata, kriteria pertama yang berhasil dipenuhi dan membuat batik Indonesia diakui oleh UNESCO adalah ilmu membatik.
"Ilmunya diturunkan dari generasi ke generasi. Dari pemilihan canting, cara mencanting, desainnya, motifnya, hingga cara pewarnaannya," kata Yulia.