Parapuan.co - Setelah perempuan menikah dengan laki-laki pilihannya, sebagian dari mereka mendambakan momongan dalam waktu cepat.
Kehadiran buah hati di tengah-tengah kehidupan pasangan baru menjadi hal yang begitu membahagiakan.
Sayangnya, sebagian pasangan harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan buah hati.
Tak sedikit pasangan yang melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkan momongan, mulai dari cara alternatif, hingga mengikuti beragam program hamil.
Mengikuti program hamil menjadi salah satu cara yang dilakukan setelah perempuan menikah.
Namun, bagi Kawan Puan yang baru merencanakan ingin mengikuti program hamil, sebaiknya kenali terlebih dulu risiko yang kemungkinan bisa terjadi selama menjalani program hamil.
Hal pertama yang perlu diketahui adalah semua jenis program hamil memiliki tingkatan risiko yang berbeda-beda.
Baca Juga: Kerap Dirasakan Ibu Hamil, Ini Penyebab Nyeri Punggung Saat Hamil
Pada dasarnya, setiap pengobatan tentu memiliki efek samping pada tubuh dan hal itu sudah sewajarnya ditanggung untuk mendapatkan buah hati setelah perempuan berumah tangga.
Melansir dari laman Nakita.id, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSIA Bunda Jakarta, dr. Ivander Utama F.MAS, SpOG, MSc. menjelaskan perihal tersebut.
"Semua program pasti punya risiko, sama seperti kita minum obat itu selalu punya peluang terjadinya efek samping dari obatnya, begitu juga hal yang sama terjadi bila kita melakukan program kehamilan," ujar dr. Ivander.
Lebih lanjut lagi, dr. Ivander menyampaikan, baik program hamil yang secara natural, inseminasi, mau pun bayi tabung tentu memiliki efek samping pada tubuh.
"Program hamil yang dibantu dengan meminum obat penyubur itu akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan di luar kandungan, itu sering terjadi," sambungnya.
Program hamil memang menjadi salah satu pilihan yang tepat, setelah perempuan menikah untuk bisa segera mendapatkan momongan.
Namun, terdapat sejumlah proses yang harus dilalui, termasuk mengonsumsi obat-obatan yang tak sedikit.
"Sedangkan untuk bayi tabung, tentu ada risiko lain yang perlu dihadapi karena penggunaan obat-obatan yang lebih banyak, contohnya risiko terjadinya kelebihan obat yang menimbulkan efek samping seperti hiperstimulasi pada indung telur," ucap dr. Ivander.
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin prosedur seperti ini tidak menimbulkan efek samping apapun.
Efek samping ini pun tentu saja akan sering terjadi pada perempuan berumah tangga dan akan membuat proses ini semakin berat dilalui.
Baca Juga: Lesty Kejora Umumkan Hamil Anak Pertama, Ini 4 Tanda Awal Kehamilan
"Itu akan menimbulkan gejala yang tidak enak ke ibunya seperti bisa begah, kembung, sesak napas, dan lain-lain," ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa menjalani program hamil bukanlah perkara gampang.
Mulai dari biaya yang cukup besar, waktu dalam menjalani prosesnya, risiko, hingga efek samping yang terjadi.
Untuk mengetahui hasilnya apakah akan berhasil hamil atau tidak, pasangan diharuskan untuk tetap bersabar dan menjalani program ini dengan baik.
Namun, perjuangan ini tentu akan sepadan dengan hadirnya janin di dalam rahim setelah menjalani rentetan perawatan program hamil ini.
"Tetapi semua risiko yang kita lakukan pada saat menjalankan program hamil, itu sepadan dengan apa yang kita inginkan dengan cita-citanya kita menginginkan kehamilan," ungkap dr. Ivander.
Baca Juga: Setelah Perempuan Menikah, 5 Masalah Umum dalam Kehidupan Pernikahan
Jadi, setelah perempuan menikah, penting untuk dipahami mengenai program hamil lebih detail sebelum menjalaninya dan mempertimbangkan jenis program kehamilan yang akan dilalui.
(*)