Parapuan.co - Saat ini, Indonesia sedang menghelat pesta olahraga terbesar di tanah air.
Acara tersebut adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah membuka PON XX Papua 2020 secara resmi pada Sabtu (2/10/2021) kemarin.
Baca Juga: Dibawakan Nowela di Pembukaan PON XX Papua, Ini Makna Lagu Aku Papua
"Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim, dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Pekan Olahraga Nasional ke-XX Papua secara resmi saya nyatakan dibuka," kata Jokowi dalam Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi pun mengajak untuk merayakan PON ke-XX dengan penuh sukacita, menjunjung tinggi sportivitas, mempererat tali persaudaraan, serta kebersamaan, kesetaraan dan persatuan dan kesatuan bangsa.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, acara PON diselenggarakan di tengah pandemi.
Selain itu, PON XX ini juga pertama kalinya berlokasi di Indonesia Timur, khususnya Provinsi Papua lho, Kawan Puan!
Mengenai taglinenya, PON XX Papua ini mengenalkan kata Torang Bisa!
Selain itu, maskot PON XX Papua diperkenalkan dengan nama Kangpho dan Drawa.
Ternyata, ada makna tertentu dibaliknya, Kawan Puan.
Semangat Juang Para Atlet
Frasa torang bisa ini merupakan kata khas Papua, Kawan Puan.
Frasa torang bisa ini diucapkan untuk memberi semangat juang para atlet yang bertanding.
Frasa ini terdiri dari dua kata, yaitu torang dan bisa, sebagaimana melansir dari indonesia.go.id.
Kata torang sendiri merupakan singkatan dari "kita orang".
Dalam tampilannya, torang bisa ini berwarna hitam dan merah.
Pada kata "bisa", torehan warna merah melambangkan adanya energi, kekuatan, hasrat, keberanian, simbol dari api, dan pencapaian tujuan.
Sementara itu, warna hitam disematkan pada kata “torang” untuk melambangkan harga diri dan untuk mempertegas kata itu.
Baca Juga: PON XX Diselenggarakan di Papua, Berikut Rekomendasi Tempat Wisata yang Bisa Kamu Kunjungi
Dua Satwa Endemik Papua
Dua maskot yang disiapkan oleh tuan rumah Papua dalam perhelatan PON XX ada dua, yakni Kangpho dan Drawa.
Ternyata, keduanya terinspirasi dari dua satwa endemik Papua.
Maskot Kangpho”adalah singkatan dari kanguru pohon mantel emas (Dendrolagus pulcherrimus).
Kanguru merupakan hewan yang terdapat di hutan Papua.
Kendati sama-sama satwa marsupial atau mamalia yang memiliki kantung di perut, kanguru pohon berbeda dengan kanguru yang ada di Australia.
Kanguru pohon hidup di atas pohon dan memakan biji-bijian serta dedaunan muda dari pohon besar.
Tubuhnya pun lebih kecil dibandingkan kanguru Australia.
Secara fisik, kanguru pohon cenderung berwarna cokelat muda dengan rambut halus di seluruh tubuhnya.
Hewan ini juga memiliki ekor yang panjang dan di ekornya terdapat motif lingkaran seperti cincin dengan warna lebih cerah.
Di bagian leher, pipi, dan kaki kanguru pohon, ada hiasan berwarna kuning keemasan. Lantaran ciri fisik inilah, kanguru pohon mendapat julukan mantel emas.
Kanguru pohon ditemukan pada 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapapu, Pegunungan Torricelli, Papua Nugini, pada ketinggian 680–1.700 meter di atas permukaan laut.
Baca Juga: Resmikan PON XX Papua, Presiden Jokowi Ikut Main Bola Bersama Atlet Papua
Populasi lainnya ditemukan di wilayah terpencil di Pegunungan Foja, Papua, Indonesia.
Di maskot PON XX, Kangpho digambarkan membawa obor PON dengan ikat kepala dan rumbai-rumbai di kepala dan pinggang.
Ikat dengan rumbai-rumbai di kepala merupakan lambang kebesaran untuk kaum laki-laki.
Sedangkan rumbai-rumbai di pinggang biasa dikenakan kaum perempuan yang melambangkan sambutan hangat dan penuh keakraban di tanah Papua.
Pada ikat pinggang dan ikat lengan Maskot Kangpho terdapat ukiran khas Papua yang terkenal di seluruh dunia.
Ukiran ini terkait dengan spiritualitas hidup dan penghormatan kepada nenek moyang yang selalu hidup dalam pikiran dan juga hati masyarakat Papua.
Maskot Kangpho juga memakai mahkota puncak salju sebagai ciri khas pegunungan Jayawijaya Papua yang bersalju abadi.
Puncak Jayawijaya, dengan puncak tertinggi yang ada di Pegunungan Sudirman (Sudirman Range), memiliki ketinggian mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut.
Gunung Jayawijaya merupakan salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia.
Sementara itu, maskot Drawa di PON XX Papua merupakan maskot berbentuk burung cenderawasih atau yang bernama latin Paradisaea raggiana.
Cenderawasih merupakan jenis burung berkicau berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm (genus Paradisaea).
Di dunia ini terdapat 30 jenis cenderawasih dan 28 jenis di antaranya berada di Papua.
Salah satu di antaranya adalah jenis apoda atau dikenal pula dengan sebutan cenderawasih ekor emas.
Jenis cenderawasih inilah yang sering kita jumpai karena dijadikan sebagai mahkota.
Tali medali warna merah putih yang dikenakan sebagai kalung Drawa melambangkan kebersamaan memperebutkan medali dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sedangkan tiga lingkaran di dalamnya menunjukkan klasifikasi medali emas, medali perak, dan medali perunggu.
Lalu warna kuning di kepala dan ekor adalah warna cenderawasih sebenarnya yang melambangkan semangat kehangatan dan kegembiraan.
Warna ini juga menunjukkan Papua sebagai tanah yang kaya raya.
Sedangkan obor yang dipegang oleh masing-masing maskot menunjukkan semangat yang kuat dan menyala-nyala bagai api untuk bertanding merebut prestasi dengan menjunjung tinggi sportivitas.
Sama dengan Kangpho, Drawa juga memakai mahkota rumbai khas Papua.
PON XX Papua diselenggarakan mulai dari 2-15 Oktober 2021.
Ajang ini mempertandingkan 37 cabang olahraga dan akan dilaksanakan di empat klaster, yaitu di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, dan Kabupaten Mimika. (*)