Tromarama mengundang kita untuk menyelami peraga maya (digitalscape) yang diciptakan melalui suasana kontemplatif yang ditambahkan dengan data real-time dan suara yang diciptakan kecerdasan buatan (AI generated).
Tromarama adalah sebuah kolektif berbasis di Jakarta dan Bandung dengan pengalaman internasional.
Mereka mengangkat isu hiper-realitas dari dunia digital dan keterhubungan antara material dan kehidupan virtual.
Sementara seniman Korea Selatan, Park Seung Soon mengeksplorasi peraga suara (soundscape).
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, Tengok 4 Museum Batik di Indonesia
Karyanya membuat kita lebih sadar terhadap daerah di sekeliling kita yang sudah merupakan kombinasi dari yang nyata dan yang maya.
Park Seung Soon memang seorang komposer musik elektronik yang kerap menciptakan proyek media inovatif, dengan menggabungkan sejumlah tampilan dan instalasi menggunakan air, cahaya, suara, dan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat pengalaman musikal bagi musisi dan publik.
Ia juga seorang peneliti seni yang berfokus pada konvergensi seni media.
Eldwin Pradipta mengajak kita merasuki alam pikiran komputer yang distimulasi oleh peraga bau (scape of scent), di mana mesin akan terpicu oleh aroma dari gas yang mudah terbakar.
Eldwin Pradipta adalah seniman multimedia yang memiliki spesialisasi video proyeksi dan instalasi digital.
Eldwin Pradipta tertarik dengan eksplorasi batasan-batasan antara praktik artistik tinggi dan seni lowbrow, serta terbuka untuk komisi pengembangan konten kreatif yang berhubungan dengan pengalaman media realitas berimbuh (augmented reality).