Parapuan.co - Kawan Puan, kabar duka datang dari industri film dan seni panggung Indonesia.
Aktor berprestasi dan legendaris, Gunawan Maryanto, tutup usia pada hari Rabu (6/10/2021) malam.
Meninggal di usia 45 tahun, Gunawan Maryanto telah meninggalkan jejak keabadian lewat karya-karyanya yang luar biasa.
Gunawan Maryanto dikenal dengan karya sastranya seperti puisi, cerpen, dan kritik sastra yang kerap kali dimuat di media besar.
Di dunia teater, seorang Gunawan Maryanto bak legenda setelah berhasil mengembangkan Teater Garasi.
Baca Juga: Gunawan Maryanto, Aktor Pemeran Wiji Thukul, Meninggal Dunia
Teater Garasi adalah komunitas seni yang berbasis di Bantul, Yogyakarta.
Selain dalam bidang seni panggung dan sastra, nama Gunawan Maryanto juga tak asing lagi di industri film Indonesia.
Ia telah membintangi film-film berkualitas yang berprestasi di kancah festival internasional.
Tahun 2020 lalu, ia memenangkan kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di ajang penghargaan Festival Film Indonesia untuk film yang dibintanginya.
Untuk mengenang Gunawan Maryanto, mari kita simak jejak karyanya di industri film Indonesia sebagai seorang aktor.
Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015)
Film garapan Garin Nugroho ini menceritakan tentang kisah hidup dari salah satu tokoh bangsa besar, Tjokroaminoto.
Tjokroaminoto sudah merasakan dan menjadi saksi kekejaman pemerintahan Belanda dalam memperlakukan penduduk Indonesia.
Sepanjang film, penonton diajak untuk melihat perlawanannya kepada kependudukan Belanda dan keberaniannya dalam mengambil keputusan.
Peran Gunawan Maryanto di film ini tidak besar, namun film ini menjadi langkah baginya untuk berkiprah di layar lebar.
Mencari Hilal (2015)
Mencari Hilal adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2015 dan disutradarai oleh Ismail Basbeth.
Ismail Basbeth adalah sutradara berbakat asal Yogyakarta yang juga sahabat dari Gunawan Maryanto.
Selain Gunawan Maryanto, film ini juga dibintangi oleh Deddy Sutomo, Oka Antara, dan Torro Margens.
Film ini menganugerahkan gelar Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Deddy Sutomo pada Festival Film Indonesia 2015.
Baca Juga: Berkompetisi di Festival Film Toronto, Film Yuni Angkat Kisah Mimpi Remaja Perempuan
Istirahatlah Kata-Kata (2016)
Istirahatlah Kata-kata adalah film tentang masa-masa pelarian Wiji Thukul, seorang penyair yang puisinya sempat ditentang di masa orde baru.
Gunawan Maryanto mendapatkan peran utama sebagai sosok Wiji Thukul yang legendaris.
Selain itu ada juga Marissa Anita, Melanie Subono, Eduward Manalu, Davi Yunan, Arswendi Nasution, dan Rukman Rosadi.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Yosep Anggi Noen dan dirilis pada tahun 2017.
Peran Gunawan Maryanto sebagai Wiji Thukul berhasil mengantarkannya mendapatkan penghargaan dari Usmar Ismail Award 2017 sebagai Aktor Pria Terbaik.
Hiruk-Pikuk si Alkisah (2019)
Hiruk-Pikuk si Al-Kisah (judul bahasa Inggris: The Science of Fictions) adalah film yang disutradarai Yosep Anggi Noen.
Film ini merupakan proyek film Indonesia yang dipromosikan Badan Ekonomi Kreatif di Festival Film Cannes untuk mencari kerja sama produksi dan penyaluran.
Hiruk-Pikuk si Al-Kisah ditayangkan perdana di Festival Film Internasional Locarno 2019 dan di bioskop Indonesia pada bulan Desember 2020.
Baca Juga: Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas' Menang Golden Leopard Locarno Film Festival
Memiliki cerita yang unik, film ini mendapatkan 10 nominasi pada Festival Film Indonesia 2020.
Film ini berhasil memenangkan penghargaan Piala Citra untuk Pemeran Utama Pria Terbaik yang diberikan kepada Gunawan Maryanto.
Gunawan Maryanto kini telah beristirahat selamanya, namun karyanya sebagai salah satu seniman besar Indonesia akan selalu abadi dan dikenang. (*)