Parapuan.co - Kawan Puan, tak jarang perempuan baru menemukan passion-nya ketika sudah terjun ke suatu bidang pekerjaan, seperti pengalaman Citra Indriani.
Citra Indriani dikenal sebagai ilmuwan, peneliti, epidemiolog, sekaligus investigator epidemik yang sudah punya daftar panjang penelitian ilmiah.
Mulanya ia berkuliah di Jurusan Kedokteran karena diarahkan orang tua, Citra Indriani rupanya tak pernah menyangka akan betah menjadi seorang ilmuwan.
Kepada PARAPUAN, ia mengaku dirinya baru mendapati bahwa pekerjaan tersebut merupakan passion-nya ketika sudah terjun ke lapangan.
Baca Juga: Profil Siti Soraya Cassandra, Pekerja Kantoran yang Resign untuk Berkebun
"Dulu kuliah kedokteran diarahkan orang tua. Dan tidak membayangkan kalau kemudian bisa jadi peneliti, saat itu saya nggak punya bayangan," kenang Citra sambil tersenyum.
"Nggak ada gambaran jadi peneliti akan jadi bagian dari hidup saya, bahkan sekarang saya jalani, dan saya menemukan, 'Oh ini memang passion saya'," tambahnya.
Seperti apa kisah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) itu? Berikut perjalanan karier singkatnya yang menginspirasi!
Awal Mula Terjun Meneliti
Ketertarikan Citra pada dunia penelitian bermula ketika ia menekuni ekstrakurikuler dan bergabung dengan mahasiswa medis lainnya semasa kuliah.
Selama bergabung di kegiatan ekstrakurikuler, ia kerap terlibat dalam proyek dari Palang Merah Indonesia (PMI).
Dari proyek-proyek penelitian yang diadakan PMI itulah Citra menemukan passion pertamanya di dunia kesehatan.
Sampai akhirnya, perempuan yang pernah jadi anggota tim peneliti virus Anthrax tersebut menjadi pelatih yang bertugas memberikan training-training kesehatan.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Virtual Meeting Menggunakan Audio Lebih Produktif, Apa Alasannya?
Selepas lulus kuliah, Citra langsung ditawari beasiswa S2 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
Entah kebetulan atau takdir, tawaran beasiswa yang datang padanya berasal dari Jurusan Epidemiologi.
Padahal, sebelumnya ia sempat terpikir untuk mengambil spesialisasi mengingat dirinya adalah seorang Sarjana Kedokteran.
"Dulu pernah mau sekolah S2 atau spesialis, ternyata tapi kok arahnya akhirnya saya mendapat beasiswa S2 ada di Epidemiologi," tutur Citra.
Ia melanjutkan, seorang dosen senior yang juga mentornya yang mengarahkannya untuk apply beasiswa.
Datangnya Passion Kedua
Walau sedang menyelesaikan kuliah S2, kegiatan penelitian yang sudah sering ia lakukan tidak berhenti.
Malahan karena ilmu Epidemiologi yang ditekuninya, ia jadi mempunyai peranan lain sebagai seorang investigator.
"Di situ saya mendapatkan passion yang kedua, yaitu investigating. Dan sampai sekarang menjadi peneliti, investigator, itu jadi hal yang saya suka," ungkap Citra antusias.
Baca Juga: Mengenal Gita Savitri Devi, Influencer yang Juga Blogger dan YouTuber
Meski awalnya sempat tak begitu memahami proses penelitian dan investigasi, Citra membuktikan dirinya mampu ketika terjun ke lapangan.
Lama-lama, ia menemukan kenyamanan dan resep jitu mengerjakan kegiatan yang menjadi passion-nya itu.
Terlebih, keberadaan mentor dosen senior yang mendampinginya juga sangat membantu dan membuat keterampilannya semakin meningkat.
Sejak tahun 2007 hingga sekarang, akademisi UGM ini sudah mencatatkan belasan hasil penelitian dan investigasi.
Berkat penelitiannya, pemerintah pun bisa menentukan penanganan yang tepat untuk mengatasi suatu epidemi yang muncul di berbagai daerah di tanah air.
Luar biasa, ya? Mudah-mudahan kisah ilmuwan Citra Indriani dapat menginspirasi Kawan Puan. (*)