"Orang-orang yang mengalami depresi dan kecemasan ya atau beberapa gangguan kesehatan mental lebih sering mengalami self harm, daripada mereka yang dalam kondisi sehat-sehat saja," jelas Nina.
Menurutnya, seseorang yang berada dalam permasalahan yang berat sering kali menjadi numb atau mati rasa pada dirinya sendiri.
Dalam kondisi tersebut, seseorang itu sering kali merasa terpisah dengan badannya sendiri, seperti mengalami disosiasi, dan merasa terpisah dari badannya sendiri.
Baca Juga: 7 Cara Sederhana Mengatasi Serangan Panik, Salah Satunya Tutup Mata!
"Jadi sering kali orang melakukan self harm itu supaya bisa sadar bahwa 'saya nih ada', 'saya nih masih hidup lho'," jelas Nina.
Adapun beberapa bentuk self harm yang diungkap oleh Nina, yakni:
- Menyakiti diri sendiri dengan benda tajam: Menurut Nina, ada beberapa orang yang menyakiti dirinya sendiri dengan benda yang tajam. "Beberapa benda tajam tersebut misalnya gunting, silet, cutter, gitu ya," ungkapnya.
- Membakar diri: "Ada juga yang membakar diri misalnya pakai korek, ada yang pakai korek kayu, ada juga yang pakai korek zaman sekarang," tambahnya.
- Menyiram tubuh dengan air panas: Air yang digunakan untuk menyiram air panas, biasanya yang baru selesai direbus.
- Membenturkan kepala: "Ada juga beberapa orang yang menyakiti diri sendiri dengan membenturkan atau menjeduk-jedukan kepala ke tembok yang bisa sampai biru-biru dan lain sebagainya," ucap Nina. Ia berpendapat tentunya hal ini berisiko mengganggu keseimbangan otak
- Mencakar: Bentuk lain dari kekerasan pada diri sendiri yaitu mencakar, mencengkram.