"Untuk mewujudkannya, kita harus melihat kondisi dunia pada saat ini, memahami peluang perubahan, dan bertindak," kata Hilmar.
Tak hanya itu, tema tersebut juga relevan dengan situasi dunia yang sedang memerangi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Film Penyalin Cahaya Berhasil Jadi Pemborong Nominasi Terbanyak FFI 2021
Krisis kesehatan yang luar biasa ini telah menimbulkan guncangan ekonomi secara global dan menjungkirbalikkan kehidupan miliaran orang.
Untuk itu, Dr. Stefan Dreyer, Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru mengatakan bahwa isu itu menjadi alasan penting mengapa Science Film Festival 2021 mengarahkan fokusnya pada sains mengenai kesehatan dan kesejahteraan.
"Kemajuan dan pembangunan takkan mungkin tanpa sains,” kata Stefan dalam konferensi pers virtual pada Selasa (12/10/2021) lalu.
Science Film Festival 2021 di Indonesia akan memutar 17 film dari Afrika Selatan, Belanda, Brazil, Jerman, Portugal, dan Thailand yang telah disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia.
Kategori film-film terpilih adalah sebagai berikut: edutainment keluarga; ilmu pengetahuan alam, ilmu hayati & teknologi; film pendek non-verbal & sains.
Film-film terpilih itu dijadwalkan diputar secara bergantian lewat platform Zoom kepada siswa-siswi dari 166 sekolah di berbagai kabupaten/kota, antara lain di:
- Aceh
- Bangkalan
- Bintuni
- Flores Timur
- Jakarta
- Jayapura
- Karo
- Kuningan
- Lembata
- Medan
- Payakumbuh
- Pulang Pisau
- Semarang
- Surabaya
- Soe
- Sorong
- Toraja
- Waikabubak
- Waingapu
- Yogyakarta, dan masih banyak lagi.
Selain itu, film-film tersebut juga akan ditayangkan di 3 pusat sains dan 6 komunitas. (*)