Parapuan.co - Di Indonesia, perempuan memiliki peran dan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional.
Dalam perekonomian Indonesia sendiri, dari sekian banyaknya pelaku bisnis di Indonesia, sebanyak 59,2 juta merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Menurut Penasihat Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Internasional, Arlinda Imbang Jaya, sebesar 43,45 persen pengusaha UMKM non-pertanian dikelola oleh pengusaha perempuan.
Bahkan, kontribusi UMKM yang dikelola oleh perempuan telah menyumbang sebanyak 9,1 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan 5 persen terhadap ekspor.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Ungkap Pelaku UMKM Bisa Bebas Pajak Penghasilan
Kendati demikian, pengusaha perempuan masih mengalami sejumlah tantangan dalam bidang ekspor.
Berdasarkan paparan Arlinda dalam acara Women Empowering Women in Pandemic Situation: Indonesia’s Experience yang diselenggarakan pada Kamis (14/10/2021), berikut ini sejumlah tantangannya.
1. Usaha dengan skala yang kecil
Jika dibandingkan dengan laki-laki, skala usaha yang dijalankan oleh perempuan memang lebih kecil, di mana sebagian besar usahanya berada pada level mikro.
Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia.
Usaha skala kecil inilah yang menghambat perempuan Indonesia untuk dapat ikut berpartisipasi dalam bidang ekspor.