Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan bukanlah isu baru yang terjadi hingga saat ini.
Seperti diberitakan UN Women, sebelum Covid-19 menyerang, terdapat 243 juta perempuan dan anak perempuan dilecehkan oleh pasangan mereka.
Selama pandemi Covid-19, UN Women mencatat terdapat laporan mengenai segala bentuk kekerasan yang dialami perempuan dan anak perempuan.
Dalam laporan ini tercatat khusus bawah kekerasan dalam rumah tangga termasuk salah satu yang mulai meningkat.
Permasalahan kekerasan ini sebenarnya merupakan urusan kita semua lho, Kawan Puan.
Kita sebagai orang yang melihat atau mengetahui adanya tindak kekerasan dan pelecehan bisa membantu perempuan lain yang mengalaminya.
Masih melansir dari UN Women, ada lima langkah yang bisa kita lakukan saat mengetahui terjadinya kekerasan atau pelecehan.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan, 3 Cara Jadi Support System untuk Penyintas
1. Dengarkan para penyintas
Ketika penyintas kekerasan pada perempuan menceritakan pengalamannya, itu berarti ia telah mengambil langkah pertama untuk memutus siklus pelecehan.
Selanjutnya, jika kamu dipercaya untuk mendengarnya, berikanlah dia ruang aman yang dibutuhkan untuk berbicara dan didengar.
Biasanya, penyintas merasa sendiri dan kerap kali menarik diri dari lingkungan.
Sehingga, kamu dapat menghargai usahanya untuk menceritakan pengalamannya dengan mendengarkannya.
Sebab, hal ini merupakan langkah pertama yang bisa ia lakukan untuk menceritakan bentuk pelecehan yang ia alami.
2. Ajari generasi berikutnya dan belajar dari mereka
Cara membantu penyintas kekerasan pada perempuan yang berikutnya adalah dengan mengajari generasi berikutnya.
Contoh yang dapat diberikan kepada generasi berikutnya mengenai tindak kekerasan adalah membentuk cara berpikirnya.
Terlebih lagi, informasi mengenai gender sebaiknya diajarkan pada anak sejak dini.
Ajarkan anak-anak untuk menghargai perempuan dan peran gender sejak dini.
Kemudian, ajarkan kepada anak-anak mengenai otonomi tubuh yang harus dijaga dari lawan jenis.
Selanjutnya, beri pengetahuan anak-anak mengenai hak-hak perempuan.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan di Ruang Publik, Kenali Bentuk-bentuknya
3. Layanan bantuan untuk penyintas
Pelayanan bagi para penyintas merupakan layanan bantuan yang esensial.
Baik berupa konseling, hotline, rumah aman, atau instansi.
Hal ini merupakan bentuk dukungan bagi penyintas kekerasan berbasis gender yang harus tersedia.
Terutama selama pandemi virus corona saat ini.
Saat ini, KemenPPPA memiliki layanan SAPA 129 untuk para penyintas yang mengalami bentuk pelecehan atau kekerasan berbasis gender.
4. Pelajari tanda-tanda pelecehan
Ada banyak bentuk pelecehan atau kekerasan yang dapat dialami oleh perempuan dan anak perempuan.
Semuanya dapat memiliki efek fisik dan emosional yang serius bagi penyintas.
Jika kamu khawatir tentang seorang teman yang mungkin mengalami kekerasan atau merasa tidak aman di sekitar seseorang, perhatikan tanda-tanda ini.
Kemudian, pelajari tentang cara untuk membantu mereka menemukan keamanan dan dukungan.
Sementara itu, jika kamu merasa seseorang melecehkan kamu, sebisa mungkin cari bantuan kepada lembaga yang kamu percaya.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan Sering Terjadi Saat Pacaran, Lapor ke Siapa?
5. Saling meminta pertanggungjawaban
Kekerasan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk pelecehan seksual di tempat kerja dan di ruang publik.
Jika kamu melihat kekerasan secara langsung, ambil tindakan sesuai kemampuanmu.
Sebab, kekerasan atau pelecehan berbentuk komentar seksual, atau lelucon seksis merupakan hal yang tidak pantas diterima oleh penyintas.
Ciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua orang dengan menantang rekan-rekan Anda untuk merefleksikan perilaku mereka sendiri.
Berbicaralah ketika seseorang melewati batas, atau dengan meminta bantuan orang lain jika kamu merasa tidak aman.
Seperti biasa, dengarkan para penyintas kekerasan pada perempuan dan pastikan mereka mendapat dukungan yang mereka butuhkan. (*)