Parapuan.co - Berbagai persiapan sekolah tatap muka perlu diperhatikan oleh orang tua, salah satunya perihal keterampilan sosial yang dimiliki anak.
Tidak bisa disepelekan, keterampilan sosial menjadi penting, apalagi selama kurang lebih 1,5 tahun ruang interaksi anak berkurang.
Hal ini pula yang menjadi alasan mengapa pembelajaran tatap muka terbatas akhirnya diterapkan.
Melansir Tribunnews, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran jarak jauh menimbulkan beberapa tantangan, salah satunya interaksi dengan siswa lainnya.
"Satu di antara tantangan terbesar adalah murid tidak bisa ke sekolah untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya dan guru mereka," ujar Nadiem.
Menurut Nadiem, banyak manfaat dari pembelajaran tatap muka yang tidak bisa didapatkan dari pembelajaran jarak jauh.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka: Ini 6 Tips Mengajarkan Anak Mandiri
"Manfaat pembelajaran tatap muka pada kenyataannya memang sulit untuk digantikan dengan pembelajaran jarak jauh," tutur Nadiem.
Permasalahan ini tentu saja berkaitan dengan keterampilan anak dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya dan gurunya.
Dalam rangka persiapan sekolah tatap muka, penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak perihal keterampilan sosial yang baik.
Dengan memiliki keterampilan sosial, anak dapat diterima di lingkungannya serta dapat mengurangi stres pada anak-anak ketika beradaptasi di sekolah.
Melansir dari laman Very Well Family, berikut keterampilan sosial yang penting orang tua ajarkan dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka.
1. Berbagi
Kemauan untuk berbagi makanan ringan atau mainan akan sangat membantu anak untuk bisa bergaul dengan teman sebayanya.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science, saat berusia dua tahun anak sudah dapat menunjukkan keinginan untuk berbagi dengan orang lain, tetapi biasanya hanya ketika apa yang mereka miliki juga berlimpah.
Sementara, anak-anak yang berusia tiga hingga enam tahun akan cenderung egois ketika harus berbagi.
Kemungkinan ia akan enggan berbagi setengah dari kuenya dengan teman, karena ia merasa menjadi lebih sedikit yang akan ia nikmati.
Namun, seiring bertambah usia, anak-anak akan menjadi lebih peduli dan bersedia untuk berbagi.
Pasalnya, mengajari anak-anak untuk berbagi dalam rangka persiapan sekolah tatap muka dapat membantu meningkatkan harga diri mereka.
Meskipun kamu mungkin tak ingin memaksa anak untuk berbagi mainan tertentu dengan teman-temannya, tetapi kamu dapat secara teratur menunjukkan bagaimana cara berbagi pada anak.
Berikanlah pujian pada anak ketika ia mencoba berbagi dan tunjukkan bagaimana perasaan orang lain.
2. Bekerja sama
Keterampilan lainnya yang bisa diajarkan ke anak adalah bekerja sama, yakni perilaku kelompok untuk capai tujuan bersama.
Anak-anak yang mampu bekerja sama dengan baik akan menghormati ketika orang lain mengajukan permintaan.
Tak hanya itu, anak juga akan siap berkontribusi, berpartisipasi, dan membantu teman sekelompoknya.
Keterampilan kerja sama sangat penting untuk anak bisa bergaul dalam komunitas.
Untuk anak-anak, kerja sama dapat terjadi dalam bentuk apa saja, mulai dari belajar bersama hingga melakukan permainan yang mengharuskan ia dan teman-temannya untuk berpartisipasi.
Beberapa anak mungkin mengambil posisi sebagai pemimpin, sementara yang lain akan mengikuti instruksi.
Bagaimana pun, kerja sama adalah kesempatan yang bagus bagi anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri.
Untuk mengajarkan anak tentang kerja sama dalam persiapan pembelajaran tatap muka, diskusilah dengannya tentang pentingnya kerja sama tim.
Di samping itu, bahas juga dengan anak tentang bagaimana pekerjaan menjadi lebih baik ketika semua orang ikut serta membantu.
Kamu dapat menciptakan kesempatan bagi keluarga untuk bekerja sama berbagi tugas, misalnya saat membersihkan rumah.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka: 5 Tips Khusus untuk Orang Tua dan Guru
3. Mendengarkan
Keterampilan mendengarkan adalah bagaimana anak mampu menyerap apa yang orang lain katakan.
Terlebih, sebagian besar pembelajaran di sekolah, bergantung pada kemampuan anak untuk mendengarkan apa yang dikatakan guru.
Menyerap materi, mencatat, dan memikirkan apa yang dikatakan menjadi semakin penting, seiring dengan kemajuan akademis anak.
Memberikan anak banyak kesempatan untuk berlatih mendengarkan, dapat memperkuat keterampilan ini.
Sebagai contoh, saat membacakan buku untuk anak, berhentilah secara berkala, dan minta si kecil untuk memberi tahu tentang apa yang dibacakan oleh kamu.
Dengan mengajarkan anak mendengarkan, hal ini penting agar ia tidak memotong saat orang lain sedang berbicara.
4. Mengikuti arahan
Anak yang kesulitan untuk mengikuti arahan, cenderung mengalami berbagai kesulitan.
Namun, sebelum mengharapkan anak dapat mengikuti petunjuk dengan baik, penting bagi orang tua untuk menjadi ahli dalam memberikan petunjuk.
Ada beberapa kesalahan yang wajib dihindari dalam memberikan petunjuk, yaitu:
- Jangan memberikan anak lebih dari satu petunjuk pada satu waktu. Alih-alih mengatakan, “Ambil sepatumu, simpan bukumu, dan cuci tanganmu,” tunggu sampai sepatu diambil, kemudian berikan perintah berikutnya.
- Jangan membuat pertanyaan sebagai petunjuk. Bertanya, "Maukah kamu mengambil mainanmu sekarang?". Ini menyiratkan, anak memiliki pilihan untuk mengatakan tidak.
- Perlu diingat bahwa kesalahan itu normal. Normal bagi anak untuk terganggu, berperilaku impulsif, atau melupakan apa yang seharusnya ia lakukan. Lihat setiap kesalahan sebagai kesempatan untuk membantunya mempertajam keterampilan mengikuti arahan.
Tak lupa untuk memujinya ketika anak mampu mengikuti arahan dengan tepat.
Jika anak kesulitan mengikuti petunjuk, beri si kecil kesempatan untuk berlatih mengikuti perintah sederhana.
5. Menghargai batasan atau ruang pribadi orang lain
Sebagian anak mungkin merupakan orang yang supel. Ya, mereka bisa dengan mudah mengajak orang asing berbicara tanpa tahu bahwa orang lain merasa tidak nyaman.
Untuk itu, penting mengajari anak bagaimana menghormati ruang pribadi orang lain. Buat aturan di rumah yang mendorong anak untuk menghormati ruang pribadi orang lain.
Seperti, "Ketuk pintu sebelum membukanya," dan "Tangan tidak boleh iseng," dan contoh lainnya.
Jika anak mengambil barang dari tangan orang lain atau mendorong saat tidak sabar, buat konsekuensi yang harus ia ambil.
Ajarkan anak untuk berdiri sejauh satu lengan dari orang-orang ketika mereka sedang berbicara.
Kemudian, ketika sedang mengantri, bicarakan berapa jarak dengan orang yang ada di depannya.
6. Membuat kontak mata yang baik
Kontak mata yang baik adalah bagian penting dari komunikasi.
Beberapa anak seringkali kesulitan untuk melihat orang yang sedang diajak bicara, entah anak merasa malu dan lebih suka menatap lantai.
Untuk itu, tekankan padanya betapa pentingnya kontak mata saat berbicara dengan orang lain.
Jika anak kesulitan dengan kontak mata, berikan pengingat cepat setelah kejadian tanpa perlu mengintimidasinya, agar anak yang pemalu tidak semakin cemas.
Berikan pujian ketika anak ingat untuk melihat orang ketika mereka berbicara.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Begini Cara Mengatasi Kecemasan Anak
Untuk melatih kontak mata yang baik, orang tua dapat menunjukkan kepada anak bagaimana rasanya melakukan percakapan dengan seseorang yang tidak melakukan kontak mata.
Minta anak untuk bercerita, kemudian kamu menatap lantai, memejamkan mata, atau melihat ke mana-mana kecuali ke arah anak.
Kemudian, minta anak untuk menceritakan kisah lain dan lakukan kontak mata yang tepat saat ia berbicara. Setelah itu, tanyakan bagaimana rasanya dan mana yang lebih nyaman.
7. Menggunakan tata krama
Mengucapkan tolong dan terima kasih serta menggunakan tata krama yang baik dapat membantu anak mendapatkan perhatian dari guru, orangtua lain, dan anak-anak lain pun akan menghormati anak yang santun.
Namun, hal ini tentu bukan perkara mudah dan terasa seperti perjuangan yang berat.
Dari berteriak di meja makan hingga bertindak tidak tahu berterima kasih, semua anak terkadang akan kesulitan untuk bersikap sopan santun.
Akan tetapi, penting bagi anak untuk mengetahui bagaimana bersikap sopan dan hormat, terutama ketika ia berada di rumah orang lain atau di sekolah.
Untuk membangun keterampilan sosial ini, orang tua perlu menjadi teladan yang baik dengan menunjukkan sopan santun.
Dengan mengatakan, "Tidak, terima kasih," dan "Ya, tolong," kepada anak secara teratur.
Pastikan kamu juga menggunakan sopan santun saat berinteraksi dengan orang lain. Tak hanya itu, ingatkan anak ketika ia lupa menggunakan sopan santun, dan puji anak saat bersikap sopan.
Nah, berikut keterampilan sosial yang penting diajarkan pada anak dalam persiapan sekolah tatap muka, semoga bisa diterapkan dengan baik meskipun secara perlahan-lahan dalam melatihnya. (*)