"Kami melihat ulos memiliki potensi yang sama dengan wastra lainnya, melalui program pendampingan perajin, memanfaatkan sumber daya alam yang ada kami berharap bisa membawa ulos ke pasar yang lebih besar," tutur Kerri Na Basaria, CEO PT Toba Tenun Sejahtera.
Saat ini Tobatenun juga tengah memperkenalkan ulos ke pasar internasional dengan berpartisipasi dalam TENUN Fashion Week yang akan diselenggarakan virtual pada 15-17 Oktober 2021.
Pagelaran ini akan menampilkan 45 komunitas tenun dari berbagai negara di Asia Tenggara yakni Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Dalam TENUN Fashion Week, Tobatenun akan membawa dua lini produknya yaitu Tobatenun dan BORU.
Sebagai bentuk usahanya di dalam negeri, Tobatenun juga menjalin kerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker).
Baca Juga: Kain Ulos Mulai Kehilangan Popularitas, Ini Cara Revitalisasi Budaya
"Kerjasama antara Kemnaker dengan Tobatenun ini merupakan wujud nyata dari program perluasan lapangan pekerjaan khususnya ulos, Jadi Kemnaker akan membantu melatih, membina, dan manajemen pemasaran para perajin ulos di sekitar danau Toba," ungkap Dita Indah Sari, Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Kain ulos memiliki ciri khas benang cenderung kasar, sehingga tidak sedikit pula yang beralih menggunakan kain sintetis.
Tobatenun memastikan jika kain ulos yang diproduksinya merupakan asli buatan tangan perajin dan akan menyertakan nama serta filosofi dari setiap ulos buatannya.
"Sebetulnya kan ulos sendiri sudah eco-friendly, tapi memang sejak tiga tahun belakangan ini banyak yang mulai beralih ke tenun sintetis karena kesulitan bahan baku, Tapi kamu memastikan ulos buatan kami asli dan menggunakan bahan pewarna alami," tutur Kerri.
Kerri juga menjelaskan bagaimana cara menentukan ulos tersebut asli atau tidak dengan cara melihat bahan yang digunakan dan asal tenun tersebut.