Deteksi Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS, Begini Caranya!

Ericha Fernanda - Sabtu, 16 Oktober 2021
Cara mendeteksi dini kanker payudara
Cara mendeteksi dini kanker payudara PORNCHAI SODA

Parapuan.co - Dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara selama bulan Oktober, sangat penting untuk Kawan Puan rutin deteksi dini kondisi payudara.

Deteksi dini kanker payudara bisa meningkatkan harapan hidup bagi penderitanya, serta mendapatkan perawatan yang tepat secara medis.

Masalahnya, gejala klinis kanker payudara dimulai dari benjolan tanpa rasa nyeri yang sering kali membuat kesalahpahaman apakah itu kanker atau kista.

"Keluhan utamanya ditandai dengan benjolan tanpa rasa nyeri," kata dr. Bob Andinata SpB(K)Onk, dalam webinar Indonesia Goes Pink 2021 - Quality of Life After Breast Cancer, Jumat (15/10/2021).

"Jika benjolannya masih terasa hingga lebih dari dua bulan, harus dibawa ke dokter untuk memastikan benjolan itu kanker atau kista," tambahnya.

Menurut Bob, jika benjolan di payudara terasa nyeri itu sering kali mengarah ke tumor.

Jadi, harus dipahami bagaimana gejala kanker payudara yang dialami, termasuk kemerahan dan berbentuk lesung pipit atau cekung di payudara.

Baca Juga: 5 Tahap Pertumbuhan Benjolan Kanker Payudara, dari Stadium Awal hingga Akhir!

Angka Kesembuhan

"Dengan deteksi dini kanker payudara, angka kesembuhannya semakin tinggi dan biaya yang dikeluarkan semakin kecil jika stadiumnya kecil," ujar Bob.

Ia menyebutkan angka kesembuhan untuk stadium 0 (99-100%), stadium 2 (95-99%), stadium 3 (50%), dan stadium 4 (kurang dari 50%).

Untuk itu, Kawan Puan perlu rutin melakukan tahap-tahap SADARI dan SADANIS untuk memeriksa kesehatan payudara.

Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

"SADARI dilakukan setiap bulan, tepatnya setiap hari ke 7-10 setelah hari pertama haid," saran Bob.

Bob menjelaskan, berikut langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan aman, yaitu:

1. Di depan cermin, angkat tangan dan periksa apakah ada kemerahan atau bengkak di payudara.

2. Letakkan tangan di pinggang dan periksa payudara apakah ada kemerahan atau bengkak.

3. Tekan payudara dari atas ke bawah dan rasakan apakah ada benjolan.

4. Tekan payudara secara melingkar atau memutar dan rasakan apakah ada benjolan.

5. Tekan payudara ke arah puting atau gerakan mengerucut dan lihat apakah ada cairan yang keluar.

6. Posisikan tubuh berbaring dan tekan kembali bayudara secara melingkar.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Gaya Hidup yang Meningkatkan Risiko Kanker Payudara

 

Periksa Payudara Klinis (SADANIS)

Selain SADARI, ada SADANIS yaitu pemeriksaan payudara klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Bob menyebut, ada dua jenis pemeriksaan secara klinis untuk mendeteksi potensi kanker payudara, antara lain:

1. Pemeriksaan Skrining

Mammografi atau mammogram adalah tes pemindaian untuk melihat gambaran kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya.

"Dianjurkan untuk perempuan berusia lebih dari 40 tahun dan disarankan dilakukan satu tahun sekali," saran Bob.

Sedangkan, untuk perempuan berusia kurang dari 40 tahun dianjurkan untuk melakukan USG payudara.

 

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Bisa Menurunkan Risiko Kanker Payudara, Apa Saja?

2. Pemeriksaan Penunjang: USG

"Disarankan untuk perempuan berusia kurang dari 40 tahun," ujar Bob.

Pemeriksaan penunjang tersebut untuk mengetahui adanya kista fibrokistik, fibroadenoma, dan kanker payudara.

Nah, itulah 

Sumber: Liputan
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda


REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga