Salpingektomi: Operasi Pengangkatan Tuba Fallopi, Apakah Bisa Hamil?

Ericha Fernanda - Selasa, 19 Oktober 2021
Kehamilan ektopik, direkomendasikan untuk melakukan salpingektomi
Kehamilan ektopik, direkomendasikan untuk melakukan salpingektomi Dr_Microbe

 

Parapuan.co - Salpingektomi atau pengangkatan tuba fallopi bisa berpotensi menjadi salah satu penyebab menopause dini.

Menopause dini terjadi sebelum usia 40 tahun, bahkan ada sebagian perempuan usia produktif yang sudah mengalami masa ini.

Ada banyak alasan mengapa seorang perempuan mengalami menopause dini, kemungkinan besar terjadi masalah pada organ kewanitaan.

Baca Juga: Menopause Dini Terjadi di Usia Berapa? Kenali Penyebab dan Gejalanya

Melansir Medical News Today, salpingektomi adalah operasi pengangkatan satu atau kedua tuba fallopi (saluran tuba).

Kedua tuba ini menyediakan jalur bagi telur untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim, di mana ia dapat dibuahi.

Salpingektomi direkomendasikan karena adanya kehamilan ektopik, sebagai alat kontrasepsi, atau untuk mengurangi risiko kanker ovarium.

Tujuan Salpingektomi

Operasi pengangkatan tuba fallopi disarankan karena beberapa alasan berikut.

1. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rahim, biasanya di tuba fallopi.

Kehamilan ektopik sangat membahayakan bagi ibu dan janin, salpingektomi disarankan untuk mencegah tuba fallopi pecah yang menyebabkan perdarahan hebat.

2. Kontrasepsi

Salpingektomi juga digunakan sebagai kontrasepsi guna mencegah terjadinya pembuahan.

Pengangkatan kedua saluran tuba mencegah kehamilan dengan menghilangkan sarana sel telur untuk mencapai rahim.

3. Pencegahan Kanker Ovarium

Kanker ovarium berkembang dimulai dalam tuba fallopi yang mengantarkan sel-sel kanker ke ovarium.

Jika seorang perempuan memiliki risiko tinggi terkena kanker ovarium, dokter mungkin merekomendasikan salpingektomi untuk menguranginya.

Baca Juga: Mengenal Hot Flashes, Gejala Rasa Hangat Menjalar Tiba-Tiba pada Menopause Dini

Hamil Setelah Salpingektomi

Melansir WebMD, setelah tuba fallopi diangkat, seorang perempuan masih bisa hamil menggunakan fertilisasi in-vitro (IVF).

Proses ini melibatkan pengumpulan telur dari indung telur, membuahinya di laboratorium untuk membuat embrio, dan kemudian menanamkan embrio tersebut ke dalam rahim.

Tingkat keberhasilan IVF tergantung pada usia dan faktor kesehatan lainnya.

Tentu saja ada sedikit perbedaan dalam tingkat keberhasilan IVF antara orang yang telah menjalani salpingektomi dan mereka yang tidak.

Macam-Macam Salpingektomi

Prosedur pengangkatan tuba fallopi dapat bervariasi dan melibatkan pengangkatan organ tambahan, yaitu:

1. Salpingektomi Parsial

Salpingektomi parsial melibatkan pengangkatan satu tuba fallopi yang disebabkan oleh kehamilan ektopik, tuba fallopi yang terinfeksi, atau kanker dalam satu tuba.

2. Salpingektomi Bilateral

Salpingektomi mengangkat kedua tuba untuk tujuan kontrasepsi, mengurangi risiko kanker ovarium, atau mengobati kondisi ginekologi tertentu.

Baca Juga: Akibat Menopause Dini, Ini 6 Masalah Kesehatan yang Perlu Diwaspadai

3. Salpingo-ooforektomi

Prosedur ini melibatkan pengangkatan satu atau kedua ovarium dan saluran tuba guna membantu mengobati kanker ovarium, endometriosis, torsi ovarium, bahkan kehamilan ektopik.

4. TAH-BSO

Histerektomi total abdomen dengan salpingo-ooforektomi bilateral (TAH-BSO) adalah pembedahan untuk mengangkat tuba fallopi, ovarium, uterus, dan serviks.

Prosedur ini direkomendasikan bagi mereka dengan periode yang sangat berat, perdarahan hebat, endometriosis, fibroid rahim, kanker, atau kombinasi.

Penting untuk mendiskusikan secara menyeluruh risiko dan manfaat dari prosedur operasi apa pun dengan dokter atau ahli bedah.

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

Rahasia Gaya Fun dan Edgy ala Julie Estelle, Ternyata Pakai Koleksi Lucu Ini