Untuk itu, barangkali sebagian karyawan resign demi menemukan pekerjaan baru yang lebih bisa diselaraskan dengan minat atau kehidupan mereka.
Meski begitu menurut psikolog Christina Maslach, tidak ada satupun strategi yang bisa berhasil jika tanggung jawab meredakan bornout diserahkan pada karyawan.
Christina berpendapat, stres kerja mestinya juga menjadi tanggung jawab perusahaan atau pemilik perusahaan.
Dan resign besar-besaran seolah menjadi bukti, bahwa stres kerja kronis belum dikelola dengan baik oleh atasan.
Baca Juga: 6 Cara Perempuan Karier Mengatasi Burnout, Tak Selalu Harus Resign
Dengan banyaknya orang yang menyerahkan surat pengunduran dirinya ketika pandemi belum juga berakhir, perusahaan bisa mulai berbenah.
"Ada pengurangan massal dan sangat mahal bagi pemberi kerja untuk mengimbangi jumlah orang yang pergi," tutur Jennifer Moss, seorang pakar kesejahteraan tempat kerja.
"Mengingat ini adalah masalah mendasar sekarang, lebih banyak perusahaan yang ikut dalam program-program pembenahan," tambahnya.
Dan yang paling penting, mestinya masalah burnout karyawan ini menjadi fokus utama dan dianggap serius oleh perusahaan.