Parapuan.co - Kawan Puan, sering kita dengar bahwa masa subur dikaitkan dengan sistem reproduksi perempuan.
Padahal, laki-laki juga memiliki masa subur dalam hidupnya yang mengartikan penurunan kualitas sperma seiring waktu.
Penuaan tidak bisa dihindari, hingga tiba masanya laki-laki sama seperti perempuan yang tidak lagi aktif bereproduksi.
Melansir dari Give Legacy, belum ditentukan dengan tepat usia berapa laki-laki di masa paling subur.
Akan tetapi, penurunan kesuburan laki-laki biasanya dimulai pada usia 35 tahun dan semakin parah pada usia 40 tahun.
Jadi, usia paling subur laki-laki mungkin antara 30 dan 35, tetapi belum ditentukan secara spesifik terkait puncak kesuburannya.
Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Mengganggu Kesuburan Perempuan
Pada usia berapa laki-laki berhenti memproduksi sperma?
Laki-laki biasanya tidak pernah berhenti memproduksi sperma, tetapi ada penurunan kualitas sperma yang terukur seiring bertambahnya usia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki seperangkat tolok ukur, yang dikenal sebagai parameter air mani, untuk sperma yang sehat, termasuk jumlah, morfologi (bentuk), dan motilitas (gerakan).
Mulai sekitar usia 35 tahun, laki-laki mungkin melihat parameter air mani mereka memburuk.
Bagaimana usia mempengaruhi kesuburan laki-laki?
Usia adalah salah satu faktor paling signifikan yang mempengaruhi peluang pasangan untuk hamil atau bereproduksi.
Laki-laki di atas usia 35-40 biasanya mengalami penurunan kesehatan sperma, yang memengaruhi:
1. Tingkat kehamilan
Tingkat kehamilan menurun seiring bertambahnya usia laki-laki.
Laki-laki umumnya akan melihat penurunan 52% dalam tingkat kesuburan antara usia awal 30-an dan pertengahan hingga akhir usia 30-an.
Baca Juga: 3 Jenis Pemeriksaan Kesuburan untuk Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
2. Waktu untuk konsepsi (pembuahan)
Dibandingkan dengan laki-laki usia 25 tahun atau lebih muda, laki-laki usia 45 tahun atau lebih tua 12,5 kali lebih mungkin untuk hamil dalam waktu dua tahun.
3. Risiko keguguran
Kehilangan kehamilan antara periode kehamilan 6 dan 20 minggu meningkat sebesar 27% pada laki-laki berusia 35 tahun atau lebih.
Risiko itu berlipat ganda ketika laki-laki mencapai usia 50an.
4. Risiko komplikasi kehamilan
Kehamilan yang melibatkan laki-laki di atas usia 45 tahun melihat peningkatan risiko komplikasi persalinan, dan keturunan mereka memiliki peningkatan risiko hasil kelahiran yang merugikan.
5. Risiko kesehatan keturunan
Probabilitas umumnya masih rendah, tetapi ayah yang lebih tua mungkin lebih mungkin memiliki anak dengan skizofrenia, gangguan bipolar, autisme, sindrom Down, atau leukemia pada masa kanak-kanak.
Diyakini bahwa mutasi acak pada sperma laki-laki menumpuk selama bertahun-tahun, dapat menurunkan mutasi genetik kepada seorang anak.
Sehingga, akan meningkatkan peluang mereka mengembangkan gangguan psikologis atau neurokognitif.
Nah, itulah cara mengetahui masa subur laki-laki ya, Kawan Puan.
Jika kamu dan pasangan ingin melakukan program hamil, pastikan menjalankan pola hidup sehat juga guna mengurangi risiko kehamilan yang terjadi. Stay healthy! (*)
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Kenali Strip Tes Ovulasi