Sedangkan di level manajer atau supervisor, tentulah diperlukan penguatan keterampilan kepemimpinan jika memang ingin menjadi pemimpin.
Hambatan ketiga, yaitu berkaitan dengan sosial budaya di mana sebagian masyarakat masih belum mempunyai kepercayaan penuh terhadap pemimpin perempuan.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan kepemimpinan perempuan di media tersebut, Ika Idris selaku ketua tim survei menawarkan solusi.
Ia bersama tim dari PPMN merekomendasikan solusi berikut ini untuk perusahaan media:
Baca Juga: Tak Bisa Disepelekan, Ini 7 Pelajaran Kepemimpinan dari Para Perempuan
1. Proses rekrutmen
Solusi pertama dimulai dari proses perekrutan, di mana perusahaan media mesti mulai beranggapan bahwa jurnalis perempuan sama kompetennya dengan laki-laki.
Dengan begitu, jumlah reporter atau posisi lain yang membuka lowongan perlu disetarakan.
Bila pelamar perempuan lebih banyak, tak ada salahnya pula menerima reporter perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, misalnya.
2. Kuota perempuan
Tak hanya dalam proses rekrutmen, dalam peluang atau peningkatan karier di dalam perusahaan, perempuan mesti diberi kesempatan.
Apabila ada posisi setingkat redaktur atau manajer yang dibutuhkan, perbanyak kuota bagi karyawan perempuan untuk mengikuti seleksinya.