Parapuan.co - PT Bank BTPN Tbk baru saja meluncurkan program baru untuk salah satu bank digital-nya, yakni Jenius.
Program bertajuk “Jenius Aman” tersebut diluncurkan dalam rangka meningkatkan keamanan digital secara berkelanjutan.
Melalui program tersebut, pelopor digital banking di Indonesia itu ingin meningkatkan literasi masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi, khususnya dalam ranah digital.
Keamanan data sendiri merupakan prioritas Jenius, sehingga digital banking ini dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis dan teknologi berstandar nasional.
Tentunya, Jenius juga dalam pengawasan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Lewat Asuransi Jiwa Syariah, Prudential Dorong Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan
Sebelumnya, program baru Jenius ini dilatarbelakangi oleh hasil survei yang dilakukan melalui Jenius Study pada September 2021 lalu.
Hasil survei menunjukkan, hanya satu dari sepuluh anggota masyarakat digital savvy yang memahami dan menyadari modus kejahatan siber rekayasa sosial (social engineering).
Adapun lima dari sepuluh responden mengaku pernah dihubungi oknum kejahatan siber, dan satu dari lima orang pernah memberikan data pribadi mereka.
Kasus-kasus penipuan yang marak terjadi pada nasabah Jenius tersebut merupakan salah satu kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial.
“Oleh sebab itu, kami meluncurkan program Jenius Aman untuk mengedukasi masyarakat tentang keamanan data pribadi agar dapat terhindar dari kejahatan siber yang terus berkembang,” ujar Digital Banking Head Bank BTPN, Irwan Tisnabudi, dikutip dari siaran pers yang diterima PARAPUAN.
Terkait kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial Cyber Security Researcher & Consultant, Teguh Aprianto menjelaskan bahwa terjadi peningkatan modus tersebut selama pandemi.
Hal ini disebabkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat dalam mengadopsi teknologi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk perbankan.
“Sayangnya, hal ini diikuti dengan meningkatnya kejahatan siber yang mengintai para pengguna platform digital, salah satunya yang marak terjadi adalah dengan modus social engineering,” ujar Teguh.
Baca Juga: Ini 8 Fakta tentang Keuangan yang Wajib Kamu Tahu di Umur 20an
Oleh sebab itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menerima telepon, pesan singkat, maupun pesan lainnya melalui media sosial.
Terlebih, jika terdapat oknum yang mengaku dari pihak bank tertentu dan meminta data serta informasi pribadi, atau meminta untuk mengklik suatu tautan.
Meski penyedia layanan digital memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan data nasabah, nasabah pun harus turut melindungi data miliknya sendiri.
Guna meningkatkan keamanan nasabah, Jenius juga menambahkan beberapa langkah keamanan guna meminimalisir risiko penyalahgunaan akun.
Kebijakan baru dalam hal keamanan tersebut meliputi kebijakan satu perangkat yang terhubung, menutup akses log in melalui situs 2secure.jenius.co.id, dan menutup akses unlink device melalui aplikasi.
“Kami menyadari penambahan langkah keamanan ini berdampak pada kenyamanan dalam menggunakan Jenius, namun langkah tersebut diambil guna melindungi pengguna dari tindak kejahatan siber,” kata Irwan. (*)