Ia sadar, profit bukan fokusnya untuk dua-tiga tahun ke depan karena saat ini segmen pasarnya masih segmented.
Yakni, konsumen yang datang dan berbelanja dari tokonya adalah mereka yang menerapkan pola hidup zero waste.
Tak heran jika jumlahnya pun tak sebanyak konsumen toko kelontong biasa, apa lagi dalam hal keuntungannya.
"Aku memprediksi satu sampai tiga tahun profitnya nggak akan besar. Nggak bisa dibandingkan dengan toko kelontong biasa," imbuh Pieta.
Baca Juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Begini Praktik Jual Beli di Toko Nol Sampah
Belum lagi, toko kelontongnya berdiri atas modal usaha sendiri, tidak melibatkan orang lain atau investor.
Toko Nol Sampah untuk Ekonomi Sirkular
Sebagai pelaku usaha, sudah selayaknya jika Pieta berharap bisa mengembangkan bisnisnya.
Akan tetapi, ia mengaku ingin mempertahankan tokonya tetap kecil seperti sekarang.
Ini karena menurutnya, ekosistem ekonomi sirkular bisa dibangun dari UMKM atau bisnis-bisnis kecil seperti yang dimiliki.