Parapuan.co - Kawan Puan, tidak hanya orang dewasa yang mengalami perubahan emosi signifikan atau gangguan mental, anak-anak pun bisa mengalaminya.
Akan tetapi, anak-anak belum memahami emosinya atau memberi tahu orang tuanya bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.
Anak-anak menunjukkan tanda-tanda khusus dan perubahan perilaku yang berlangsung selama lebih dari beberapa minggu.
Sebenarnya, tidak ada usia pasti kapan anak mulai bisa terkena gangguan mental, tapi masalah mungkin terjadi pada anak usia 3-8 tahun.
Masalah kesehatan mental anak bisa diperhatikan dari tandanya, termasuk kesedihan atau kekhawatiran yang berkepanjangan, kesulitan tidur atau makan, dan masalah di sekolah.
Baca Juga: Waspada! Ini Tanda-Tanda dan Penyebab Anak Balita Alami Stres
Tanda-Tanda Gangguan Mental Anak
Melansir Raising Children, jika kamu melihat salah satu dari tanda-tanda ini pada anak yang berlangsung selama lebih dari beberapa minggu, penting untuk berbicara dengan anak dan mendapatkan bantuan profesional.
Berikut ini tanda-tanda gangguan mental pada anak.
1. Perubahan Emosi dan Perilaku Anak
- Sering mengamuk atau secara konsisten berperilaku menantang dan agresif.
- Sedih berkepanjangan, tampak tidak bahagia, dan sering menangis.
- Malu berlebihan, sangat takut, dan khawatir.
- Menghindari interaksi sosial secara terus-menerus.
- Merasa kesal dan takut saat anak terpisah dengan orang tuanya.
- Sering mengisap ibu jari dan mengompol.
- Sulit konsentrasi, tidak bisa duduk diam, atau gelisah.
Baca Juga: 7 Gangguan Kesehatan Mental Anak yang Wajib Dipahami Orang Tua
2. Perubahan Fisik
- Kesulitan tidur.
- Kesulitan makan dan terlalu pilih-pilih.
- Sakit fisik tanpa penyebab medis yang jelas, mencakup sakit kepala, sakit perut, mual, dan lainnya.
3. Perubahan Sosial atau Sekolah
- Perubahan kebiasaan belajar, misalnya malas mengerjakan PR.
- Sulit beradaptasi atau bergaul dengan anak-anak lain.
- Menghindar dari situasi sosial, misalnya kerja kelompok atau pergi ke pesta ulang tahun teman.
- Mengalami kekerasan verbal, seksual, atau fisik dari teman sebayanya, seperti bullying.
Jika kamu melihat perubahan mendadak dalam suasana hati atau perilaku anak, berikan perhatian dan bicaralah tentang perasaan mereka.
Dengarkan tanpa menghakimi apa pun yang mereka katakan, serta jangan menyalahkan dirinya yang sedang rentan.
Mendengarkan dan menunjukkan bahwa kamu mengerti dapat menghibur anakmu jika ada sesuatu yang mengganggu mereka.
Jika tanda-tandanya semakin parah, meminta bantuan ke psikolog anak dan keluarga akan membantu anakmu mengatasi masalah mental ini.
Baca Juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak agar Termotivasi untuk Belajar
(*)