Parapuan.co - “Emoji apa yang menggambarkan perasaan kamu?”. Pertanyaan itu dilontarkan Aashta, seorang wanita asal Uttarakhand, India kepada laki-laki yang menjadi match-nya di aplikasi kencan Bumble pada Desember 2020.
Aplikasi itu mengharuskan wanita membuka pembicaraan. Beruntung, ada pilihan pertanyaan yang dapat dipilih Aashta untuk ditanyakan. Dengan begitu, kecanggungan dapat diminimalisasi.
Tidak disangka, berawal dari pertanyaan tersebut, hubungan Aashta dengan laki-laki itu berlanjut ke tahap lebih serius. Dari sekadar bertukar pertanyaan yang sifatnya template, mereka saling bertukar cerita mengenai kampung halaman.
Mereka berdua pun jadi mengetahui bahwa jarak tempat tinggal mereka hanya 40 kilometer. Kemudian, mereka membuat janji bertemu.
Baca Juga: Bantu Tenangkan Pikiran saat Hadapi Masalah dengan Metode Sound Healing
Usai menghabiskan waktu di sebuah restoran, ditemani chicken popcorn dan french fries, ketertarikan di antara mereka semakin kuat. Maret 2021, mereka resmi berikrar sebagai sepasang kekasih.
Kisah Aashta dan kekasihnya menunjukkan, bahwa hubungan romantis dapat dimulai meski pertemuan secara fisik tidak dapat dilakukan.
Selain itu, wanita juga bisa menjadi inisiator dalam memulai hubungan. Meskipun, di dunia tempat Aashta hidup yang kental dengan budaya timur, hal tersebut tidak umum dilakukan.
Wanita yang menjadi inisiator sebuah hubungan romantis distereotipkan dengan citra kurang “ladylike”, tidak elegan, atau mengurangi rasa penasaran pihak laki-laki.
Baca Juga: Emas Muda vs Tua, Mana yang Lebih Menguntungkan untuk Investasi?