10 Kesalahan Mengatur Keuangan di Usia 20an Ini Perlu Dihindari

Arintha Widya - Rabu, 3 November 2021
Kesalahan mengatur keuangan di usia 20an.
Kesalahan mengatur keuangan di usia 20an. freepik.com

Parapuan.co - Kawan Puan, di usia 20an kamu mungkin melakukan kesalahan mengatur keuangan yang tanpa sadar akan membuatmu kesulitan secara finansial.

Maka dari itu, ada baiknya kamu mengetahui berbagai kesalahan mengatur keuangan supaya kamu bisa menghindarinya sejak usia 20an.

Dengan begitu, kamu dapat merencanakan keuangan masa depan dan memperoleh kebebasan finansial lebih cepat dibandingkan sebagian orang lain.

Apa saja kesalahan mengelola keuangan yang mestinya kamu hindari di usia 20an? Berikut uraiannya seperti mengutip Entrepreneur!

Baca Juga: Tips Mengamankan Keuangan saat PPKM Turun Level dari Pakar

1. Besar pasak daripada tiang

Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan peribahasa "Besar pasak daripada tiang", bukan?

Kesalahan keuangan pertama yang mesti kamu hindari sejak usia 20an adalah mengeluarkan dana lebih banyak dari yang kamu peroleh.

Kalau kamu sudah bekerja, usahakan pengeluaranmu tidak melebihi pendapatan. Selain itu, kalau belum memiliki pekerjaan, maka kamu perlu berhemat!

2. Tidak melacak pengeluaran

Melacak pengeluaran akan membantumu mengetahui di pos keuangan mana saja biasanya kamu menghabiskan uang.

Hal ini juga dapat membatasi pengeluaranmu pada sesuatu yang tak perlu nantinya. Jadi melacak pengeluaran sangat penting.

3. Tidak punya tujuan keuangan

Tujuan keuangan perlu disiapkan sejak lama, terlebih jika apa yang ingin kamu capai adalah hal besar, semisal punya rumah atau usaha.

Ketika kamu tidak mempunyai tujuan keuangan, kamu akan sembarangan dalam mengeluarkan uang dan jadi orang boros.

4. Tidak memiliki dana darurat

Nah, kesalahan keuangan lain yang sering dilakukan orang di usia 20an ialah tidak menyiapkan dana darurat.

Semestinya, setiap orang memiliki dana darurat yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan mendesak, seperti sakit.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini 5 Tanda Kamu Butuh Konsultan Keuangan

5. Tidak memanfaatkan waktu untuk kerja sampingan

Apabila kamu punya waktu luang, usia 20an adalah saat yang tepat mendapatkan pekerjaan sampingan untuk penghasilan tambahan.

Dari satu kamu tak hanya dapat penghasilan tambahan, tetapi juga uang tabungan dan investasi.

6. Menunda menabung untuk pensiun

Di usia 20an, kamu mungkin merasa masih muda dan punya banyak waktu untuk mempersiapkan masa pensiun.

Padahal, semakin dini dana pensiun disiapkan, akan semakin cepat kamu bisa menikmati waktu ketika sudah berhenti bekerja.

7. Mendahulukan melunasi utang yang salah

Jika kamu punya utang kredit mobil, rumah, dan belum melunasi pinjaman pendidikan, mana yang perlu kamu lunasi dulu?

Tak bisa sembarangan, kamu harus mendahulukan melunasi utang dengan bunga tertinggi lebih dulu, lho.

8. Berutang untuk barang mewah

Kamu melakukan kesalahan keuangan jika berutang untuk barang mewah, semisal mobil padahal sudah punya motor.

Berutang untuk membeli mobil di saat motor masih bagus dan dapat berfungsi baik merupakan pemborosan.

9. Ceroboh dalam pengeluaran

Sebelum mengeluarkan uang untuk sesuatu, sudah semestinya kamu mempertimbangkan kegunaannya terlebih dulu.

Kamu tak bisa asal mengeluarkan uang untuk ini dan itu, padahal sebetulnya kamu tidak terlalu membutuhkan sesuatu tadi.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Investasi Harus Dimulai Sejak Usia 20an

10. Memulai keluarga tanpa rencana keuangan

Belakangan tren nikah muda di usia 20an membudaya di kalangan milenial. Tentu tidak jadi masalah.

Akan jadi masalah apabila untuk menikah dan memulai keluarga, kamu tidak mempunyai perencanaan keuangan yang matang.

Ini akan berdampak pada kehidupan rumah tanggamu nantinya, lho. Jadi, rencanakan keuanganmu dulu, ya.

Kawan Puan, itulah beberapa kesalahan mengatur keuangan yang perlu kamu hindari di usia 20an.

Semoga informasi di atas membuat lebih berhati-hati mengelola keuangan, ya! (*)

Sumber: Entrepreneur.com
Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja