Lantas, mengapa microsleep bisa terjadi?
Menurut dr. Andreas, microsleep bisa terjadi karena pengemudi terlalu lelah atau sangat mengantuk.
"Dulu penelitian terkait ini dilakukan di kalangan mahasiswa. Responden diminta untuk menekan tombol saat lampu menyala. Orang yang cukup tidur akan memiliki konsentrasi tinggi dalam memencet tombol. Namun lain halnya dengan orang yang mengantuk atau kurang tidur," jelasnya.
Dilihat dari kacamata sains, microsleep itu disebabkan oleh otak yang tak dapat menahan adanya rasa lelah tapi juga harus tetap terjaga.
Dalam kondisi ini maka tidak semua bagian otak tertidur.
"Jika kejadiannya begini: lagi menyetir, terus tiba-tiba bertanya sendiri ‘kok sudah sampai sini ya?’ Nah itu artinya separuh otak sudah tertidur. Kita berkendara by instinct," kata dr. Andreas.
dr. Andreas kembali membongkar bahwa pengendara mobil sangat rentan mengalami microsleep.
Di saat tubuh kurang tidur, kemampunan berkendara pun sudah turun.
Di mana kemampuan untuk konsentrasi, kewaspadaan, dan respons turun.
Ia mengungkap gejala mengantuk paling umum itu menguap dan mata berair, tanda lain yang sudah sangat bahaya yakni kalau kepala sudah bersandar.